Senin, 22 Oktober 2012

Ispahayati



Sejarah Para Nabi dalam Menyebarkan Agama Islam


D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

ISPAHAYATI




Description: C:\Documents and Settings\Amarullah\Desktop\logo complet\logo_unsyiah_fromacehdesain1.jpg


  
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS PERTANIAN
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2012 M / 1433H 



Sejarah Para Nabi dalam Menyebarkan Agama Islam

Rukun islam
1.      Mengucap dua kalimat syahadat
2.      Sembahyang
3.      Puasa
4.      Berzakat
5.      Naik haji bagi yang mampu

Dikaitkan dengan :
1.      Unsur-unsur dalam komunikasi
2.      Jenis komunikasi
3.      Hambatan dalam komunikasi
4.      Komunikasi intra personal


Surat Huud Ayat 50


4n<Î)ur >Š%tæ öNèd%s{r& #YŠqèd 4 tA$s% ÉQöqs)»tƒ (#rßç6ôã$# ©!$# $tB Nà6s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ÿ¼çnçŽöxî ( ÷bÎ) óOçFRr& žwÎ) šcrçŽtIøÿãB ÇÎÉÈ

Artinya :
“Dan kepada kaum A’ad ( kami utus )saudara mereka Huud ia berkata “Hai kaum ku, sembahlah tuhan selain Allah, sekali-kali tidak ada bagi mu Tuhan selain Dia , kamu hanyalah mengada-adakan saja” .


Ayat diatas bersumber dari Al-quran surah Huud ayat 50 yang mana ayat tersebut berpesan bahwa kita harus menyembah Tuhan selain Allah SWT seperti tertera pada rukun Islam yang pertama. Oleh Nabi Ayat tersebut disalurkan/ditujukan kepada kaum A’ad  Huud yang mana kaum A’ad adalah sebagai penerima pesan . Tetapi efek  balik/tanggapan dari kaum A’ad tidak sesuai yang diinginkan, seperti perkataan kaum A’ad yang terdapat dalam Al-Qur’an  surat Huud ayat : 87.

(#qä9$s% Ü=øyèà±»tƒ šè?4qn=|¹r& šâæDù's? br& x8çŽøI¯R $tB ßç7÷ètƒ !$tRät!$t/#uä ÷rr& br& Ÿ@yèøÿ¯R þÎû $oYÏ9ºuqøBr& $tB (#às¯»t±nS ( š¨RÎ) |MRV{ ÞOŠÎ=yÛø9$# ߊϩ§9$# ÇÑÐÈ
Artinya :
“Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah agama mu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat Penyantun lagi berakal."

Komunikasi diatas mereka ucapkan secara verbal yaitu dengan menggunakan kata-kata yang bertujuan mengejek Nabi Syu’aib As. Lalu Syu;aib pun menjawab dalam firman Allah SWT, dalam surat Huud ayat : 88.

tA$s% ÉQöqs)»tƒ óOçF÷ƒuäur& bÎ) àMZä. 4n?tã 7poYÉit/ `ÏiB În1§ ÓÍ_s%yuur çm÷ZÏB $»%øÍ $YZ|¡ym 4 !$tBur ߃Íé& ÷br& öNä3xÿÏ9%s{é& 4n<Î) !$tB öNà69yg÷Rr& çm÷Ztã 4 ÷bÎ) ߃Íé& žwÎ) yx»n=ô¹M}$# $tB àM÷èsÜtGó$# 4 $tBur þÅ+ŠÏùöqs? žwÎ) «!$$Î/ 4 Ïmøn=tã àMù=©.uqs? Ïmøs9Î)ur Ü=ŠÏRé& ÇÑÑÈ



Artinya :
” Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika Aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya Aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah Aku menyalahi perintah-Nya)? dan Aku tidak berkehendak menyalahi kamu dengan mengerjakan apa yang Aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama Aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah Aku bertawakkal dan Hanya kepada-Nya-lah Aku kembali”.

            Komunikasi atau jawaban Nabi Syu’aib tersebut dengan menggunakan komunikasi non Vorbal yaitu komunikasi yang menggunakan basa tubuh yang mana dia hanya bias bertawakal kepada Allah SWT, atas apa yang telah dibrikan Allah SWT kepada nya.
Berbangai hambatan dilalui oleh Nabi Huud dan Syu’aib dalam menyebarkan agama Allah SWT diantara nya hambatan dari proses seperti firman Allah yang terdapapat dalam Al-Qur’an surat Huud ayat 10 yang berbunyi :

÷ûÈõs9ur çm»oYø%sŒr& uä!$yJ÷ètR y÷èt/ uä!#§|Ê çm÷G¡¡tB £`s9qà)us9 |=ydsŒ ßN$t«ÍhŠ¡¡9$# ûÓÍh_tã 4 ¼çm¯RÎ) Óy̍xÿs9 îqãsù ÇÊÉÈ                                                                   
Artinya :
            “Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga”.
                Lalu kaum A’ad menjawab dengan nada tidak mengerti atas apa yang dikatakan oleh Nabi Syu’aib ini nikatakan dengan hmbatan piskologis yaitu perbedaan harapan antara pengirim dan penerima. Seprti perkataan kaum A’ad dalam firman Allah surat Huud ayat : 91







(#qä9$s% Ü=øyèà±»tƒ $tB çms)øÿtR #ZŽÏVx. $£JÏiB ãAqà)s? $¯RÎ)ur y71uŽt\s9 $uZŠÏù $ZÿÏè|Ê ( Ÿwöqs9ur y7äÜ÷du y7»oY÷Hsdts9 ( !$tBur |MRr& $uZøŠn=tã 9ƒÌyèÎ/ ÇÒÊÈ

Artinya :
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan Sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara Kami; kalau tidaklah Karena keluargamu tentulah kami Telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."

            Selain dari hambatan-hambtan diatas masih banyak hambatan yang di laluinya seperti efek balik atau tanggapan dari kaum A’ad tidak sesuai yang di harap kan nabi Huud dan Syu’aib, walaupun demikian Nabi Huud dan Syu;aib tidak pernah menyerah dan putus asa dalam menyebarkan agama Allah SWT, mereka tetap berusaha dan sabar bahwa Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan orang-orang yang berbuat kebaikan, seperti firman Allah SWT dalam surta Huud ayat 115.

÷ŽÉ9ô¹$#ur ¨bÎ*sù ©!$# Ÿw ßìÅÒムtô_r& tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÊÊÎÈ
Artinya :
“Dan bersabarlah, Karena Sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”.






            Kenyakinan  Nabi Syu’aib dan Nabi Huud atas apa yang telah dijanji kan Allah SWT kepada nya kita lihat dari perjuangan nya menyampaikan agama Allah SWT yang tiada henti-hentinya dan beribadah bkepada Allah SWT dengan tulus dan iklas. Kenyakina hati para Nabi ini di sebut dengan komunikasi intra personal yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri meyakini sepenuh hati bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammada adalah utusan Allah, dengan mengerjakan semua perintah -Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Terutama kita harus mendirikan shalat lima waktu itulah cara kita bekomunikasi dengan Allah SWT, sesuai dengan surat ayat : 114

ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ÇnûtsÛ Í$pk¨]9$# $Zÿs9ãur z`ÏiB È@øŠ©9$# 4 ¨bÎ) ÏM»uZ|¡ptø:$# tû÷ùÏdõムÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# 4 y7Ï9ºsŒ 3tø.ÏŒ šúï̍Ï.º©%#Ï9 ÇÊÊÍÈ  
Artinya :
“Dan Dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.
                          









KESIMPULAN


                Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang bermakna bagi kedua belah pihak dengan menggunakan media tertentu untuk merubah sikap seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
            Dari cerita singkat di atas bisa kita lihat bahwa komunikasi itu tidak hanya di lakukan dari satu orang ke orang lain saja, tetapi dengan kita mengerjakn perbuatan-perbuatan yang diridhai Allah SWT seperti terdapat pada rukun Islam salah satunya mengerjakan shalat. Bila seseorang telah melaksanakan perintah Allah tersbut secara tidak langsung bahwa orang tersebut telah bekomunikasi dengan Allah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar