NAMA : AMELYA RUMARNA
NIM :
1205102010107
KELAS :
SEP 1 (JUM’AT JAM 10.00 - 11.30)
MATA KULIAH : DASAR-DASAR
KOMUNIKASI
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. SUYANTI KASIMIN, M.Si
JUS 20
Komunikasi
adalah komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui
media). Komunikasi juga merupakan suatu proses
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi,
dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi
agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".
Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
1.
Komunikasi penting karena tidak ada
kelompok perilakunya
2.
Komunikasi adalah pemindahan informasi
dari satu orang ke orang lain
3.
Komunikasi berusaha mengadakan persamaan
untuk orang lain
Fungsi
komunikasi :
1.
Untuk mengumpulkan dan menyebarkan
informasi tentang kejadian dalam suatu lingkungan.
2.
Sebagai transformasi nilai – nilai
sosial dan norma – norma sosial antara generasi.
3.
Memberikan informasi kepada masyarakat.
4.
Mendidik masyarakat.
5.
Mempengaruhi masyarakat.
6.
Menghibur masyarakat.
Surat
Al – Qashash Ayat 4 - 6
AYAT 4 :
Artinya
:
Sesungguhnya
Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya
berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak
laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya
Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Pada ayat ini Allah
SWT menerangkan kisah Firaun yang mempunyai kekuasaan mutlak di negeri Mesir,
tak satu kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaannya, apa saja yang disukai
dan dikehendakinya harus terlaksana, semua rakyat tunduk dan patuh di bawah
perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.
Dengan kekuasaan
mutlak itu ia dapat melakukan kezaliman dan penganiayaan dengan
sewenang-wenang. Pemerintahnya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia,
tetapi berdasarkan kemauan dan keinginannya semata. Dipecah belahnya kaumnya
kepada beberapa golongan dan ditanamkannya pada golongan-golongan itu benih
pertentangan dan permusuhan agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Apa saja
gerakan yang dirasakannya menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis
habis. Kalau ada berita atau issu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu
golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab
bagi kejatuhannya, pastilah orang atau golongan itu dimusnahkannya. Golongan
yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya
dimuliakan dan didekatkan, diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan
agar golongan itu dapat berkembang dan menjadi kuat dan jaya.
Demikianlah Firaun
telah menindas golongan Bani Israel karena dianggapnya golongan yang berbahaya,
golongan yang bila dibiarkan pasti akan merubuhkan pemerintahannya. Dia
memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang direndahkan dan dihinakan
malah dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai apa-apa kecuali
untuk bekerja paksa membangun piramid dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar
dan berat lainnya. Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenung bahwa
yang akan merubuhkan kekuasaannya ialah Bani Israel.
Semenjak itu Firaun
telah bertekad bulat untuk membasmi golongan ini. Selain dengan memperlemah dan
memperbudak mereka, diambilnya lagi suatu tindakan kejam, tidak
berperikemanusiaan yaitu setiap anak laki-laki yang lahir di kalangan Bani
Israel harus dibunuh seketika, tanpa belas kasihan tanpa memperdulikan ratap
tangis ibu, karena anaknya yang dikandungnya dengan susah payah selama sembilan
bulan dan menjadi tumpuan harapannya dan buah hatinya direnggutkan dari
pangkuannya.
Dengan tindakan ini
Firaun menyangka bahwa Bani Israel tentu akan musnah dengan sendirinya karena
tidak ada lagi bibit yang akan tumbuh dan berkembang. Adapun anak-anak
perempuan dibiarkan hidup, karena anak-anak perempuan itu dapat dipergunakan
tenaganya dan dapat pula dijadikan gundik untuk memuaskan hawa nafsu birahinya
dan nafsu birahi kaumnya. Oleh karena itu Allah mencapnya sebagai orang yang
berbuat kebinasaan di muka bumi. Kalau ada perikemanusiaan sedikit saja dalam
hatinya tentu dia tidak akan berlaku sekejam itu.
Banyak cara-cara
lain yang tidak bertentangan dengan perikemanusiaan dapat dilakukan oleh Firaun
untuk membendung terjadinya apa yang ditakutinya itu tetapi karena hatinya
sudah keras membatu dan pikirannya sudah gelap tak ada sedikit cahayapun yang
meneranginya tak ada jalan yang tampak olehnya kecuali membasmi semua anak
laki-laki Bani Israel. Disebarkannya mata-mata ke seluruh pojok negeri Mesir
untuk menyelidiki semua perempuan. Bila ada di antara mereka yang hamil
dicatatlah perempuan itu dan ditunggu datangnya masa melahirkan. Bila yang
dilahirkan anak perempuan akan dibiarkan saja, tetapi kalau yang dilahirkan
anak laki-laki langsung anak itu diambil untuk dibunuh.
Tetapi apakah
dengan tindakan itu Firaun dapat mempertahankan kekuasaannya? Pasti tidak,
Karena di balik kekuasaannya itu ada kekuasaan yang jauh lebih perkasa yaitu
kekuasaan Allah SWT yang tak dapat dikalahkan oleh siapapun. Dia lah Maha
Pencipta Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
Diriwayatkan
oleh As-Suddi, Firaun bermimpi melihat api datang ke negerinya dari
Baitulmakdis. Api itu membakar rumah-rumah kaum Qibti dan membiarkan
rumah-rumah Bani Israel. Firaun bertanya kepada orang-orang cerdik pandai dan
tukang-tukang tenung. Tukang-tukang tenung menjawab bahwa takwil mimpi itu
ialah akan lahir seorang anak laki-laki (dari Bani Israel) yang akan
meruntuhkan kekuasaannya di Mesir. Maka takwil inilah yang mendorong Firaun
melakukan tindakan kejam dan ganas itu.
AYAT 5 :
Artinya
:
Dan Kami hendak memberi karunia kepada
orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka
pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).
Pada ayat ini Allah
menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani
Israel yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuasaan
duniawi dan kekuasaan agama. Maka berdirilah berkat perjuangan mereka satu
kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai
kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak
mereka. Hal ini ditegaskan Allah lagi dalam ayat lain Firman-Nya
AYAT 6 :
Artinya
:
dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya
apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.
Fir’aun
selalu takut bahwa kerajaannya akan di hancurkan oleh bani israil, karena itu
dia membunuh anak – anak laki – laki yang lahir dik kalangan bani israil, ayat
ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang ditakutkannya itu.
Ayat diatas menyangkut
dengan rukun iman, dimana berhubungan dengan Unsur- unsur komunikasi, Jenis –
jenis komunikasi, Hambatan komunikasi, dan Komunikasi intrapersonal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar