Selasa, 23 Oktober 2012

Rahmah Dara Ayunda





ORANG-ORANG YANG MERUGI DAN BERUNTUNG DALAM ISLAM




DI SUSUN OLEH     : RAHMAH DARA AYUNDA
NIM                            : 1205102010067
KELAS                      : SEP 1 ( JUM’AT PAGI )
MATA KULIAH      : DASAR-DASAR KOMUNIKASI
JUZ                             : 16
TEMA                        : HUBUNGAN RUKUN ISLAM DENGAN  KOMUNIKASI



FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
 ( AGRIBISNIS )
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AKADEMIK 2012-2013





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas karunia dan rahmatNYA , Saya dapat menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Komunikasi yang berjudul “ Orang - Orang yang Merugi dan Beruntung Dalam Islam ”
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, yang telah mendidik saya dengan ikhlas. Dan tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua saya yang mana telah mendidik dan mendukung saya sampai saat ini. Dan juga banyak terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dan memotivasi kami dalam pembuatan makalah ini .
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini, banyak kesalahan atau kekurangan kata kata baik tertulis maupun tidak tertulis. Saya mohon maaf sebesar besarnya dan tak lupa saya harapkan saran atau krtikan dari teman-teman sekalian serta dosen pembimbing .
            Akhir kata saya ucapkan Terima Kasih .

Hormat saya,

Rahmah Dara Ayunda




BAB l
PENDAHULUAN


1.1           Latar Belakang
            Komunikasi adalah topik yang amat sering kita perbincangkan. Tidak hanya dikalangan para ilmuwan komunikasi, orang awam sekalipun selalu memperbincangkannya sehingga kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak pengertian yang berlainan. Salah satu dari pengertian komunikasi menurut Bernard Berelson dan Gary A. Sreiner yang mengatakan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi dan keterampilan dengan menggunakan simbol atau kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi. Namun cara yang paling baik untuk menggambarkan komunikasi menurut Harold Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut “ who says what in which channel to whom with what effect?” atau siapa yang mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?
            Salah satu bentuk dari komunikasi adalah komunikasi transendental, yaitu bentuk komunikasi yang terjadi antara manusia dengan Tuhannya, Sang pncipta yang tentu saja tidak dapat dilihat dengan kasat mata namun hanya dapat dirasakan dan diresapi melalui firman-firman-Nya  yang terdapat dalam kitab suci Al-Quran atau segala ciptaan-Nya di alam semesta ini. Jadi partisipan dalam komunikasi transendental adalah Tuhan dan manusia. Seda ngkan kuat atau tidaknya hubungan komunikasi tersebut tergantung pada intensitas manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya.



1.2           Rumusan Masalah

1.2.1  Bagaimana hubungan komunikasi dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT?
1.2.2  Bagaimana kisah dibalik Surat Al-Kahfi?
1.2.3  Bagaimanakah tentang orang yang merugi dan beruntung dalam Islam?


1.3           Tujuan Penulisan

1.3.1  Untuk menambah wawasan dalam berkomunikasi
1.3.2  Mengetahui Hubungan komunikasi dengan Rukun Islam
1.3.3  Dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah SWT
1..3.3 Serta memberikan informasi yang lebih tentang pentingnya komunikasi transendental.


1.4           Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar kita semua dapat lebih memahami hubungan antara komunikasi dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena komunikasi kepada sang Pencipta sangatlah penting bagi kehidupan kita, Dialah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya. Dengan membangun komunikasi kepda Allah SWT lebih sering akan mendekatkan kita kepada Allah SWT sehingga terhindar dari semua perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan dosa.             



                                                                                                                                                                       

BAB ll
KAJIAN TEORI


2.1 Hubungan Komunikasi dengan Cara Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

       Bagi kita umat islam, cara mendekatkan diri kepada Allah SWT tentu bermacam-macam, salah satunya dengan rukun iman, yaitu : beriman kepada Allah SWT dengan segala sifat kesempurnaan-Nya, beriman kepada malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-rasul-Nya, beriman kepada rasul, beriman kepada hari kiamat, dan      beriman kepada qodho dan qodar ( ketentuan Allah ). Serta melakukan rukun islam, yaitu : mengucap dua kalimat syahadat, mengerjakan shalat sehari semalam lima waktu, berpuasa di bulan suci ramadhan, mmbayar zakat, serta menunaikan ibadah haji ke baitullah bagi yang mampu.
             Semua itu adalah bentuk ibadah yang dilakukan oleh umat islam untuk mencari ridho Allah     SWT, seperti firman Allah SWT:


Artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu adalah suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi, dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir ( yang memerlukan pertolongan ) dan orang yang meminta-minta, dan ( memerdekakan ) hamba sahaya, menegakkan shalat, menunaikan zakat,  orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar ( beriman ) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” ( Al-Baqarah : 177 )



            Doa-doa yang disampaikan manusia kepada Tuhannya merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan Allah SWT dalam bentuk pesan-pesan yang di produksi dalam pikiran dan hati manusia, yang isinya tidak lain dan tidak bukan adalah semua harapan dari manusia itu sendiri, seperti memohon untuk diberi kesehatan, panjang umur, murah rezeki, dan lain sebagainya. Allah SWT
berfirman :
 

Artinya : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku ( yakni berdo’a kepada-Ku ) akan masuk neraka dalam keadaan hina dina ( Al Mukmin : 60 ).”
            Makna syahadat kepada Allah SWT adalah mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Esa tanpa ada sekutu bagi-Nya, sedangkan makna syahadat kepada Rasulullah adalah meyakini bahwa Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa yang tidak boleh disembah sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan akan tetapi harus ditaati dan diikuti.
Salat merupakan tiang agama. Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak usia baligh (dewasa) hingga mati. Ia wajib memerintahkannya kepada keluarga dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka membiasakannya. Allah SWT berfirman :
 


Artinya : “ Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(An Nisa: 103). Shalat terdiri dari lima waktu yaitu subuh dimulai dari munculnya matahari pagi di timur dan berakhir saat terbit matahari, zuhur dimulai dari condongnya matahari hingga sesuatu sepanjang bayang-bayangnya, asar dimulai setelah habisnya waktu zuhur hingga matahari menguning, magrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan lenyapnya senja merah, dan isya dimulai setelah habisnya waktu magrib hingga akhir malam. Shalat yang mengarah ke ka’bah juga melambangkan kesatuan dan persatuan umat muslim yang ber-Tuhan satu (Allah). Shalat bukan sekedar melakukan gerakan-gerakan atau mebaca bacaan-bacaan formal semata. Shalat mencakup kegiatan fisik, ruh, dan fikiran. 
 Disaat ketiga unsur hidup manusia ini bersatu, akan menimbulkan keseimbangan yang kemudian menjalin komunikasi dengan Sang Pencipta. Komunikasi inilah yang kemudian kita kenal dengan ‘khusyu’’’. Shalat yang tidak khusyu’ ibarat manusia yang tidak berhati.

            Puasa adalah kewajiban umat muslim selain shalat. Manfaat dari puasa itu sendiri ada banyak sekali, baik di bidang sosial ekonomi, maupun kesehatan yang intinya merupakan ibadah kepada Allah SWT, dengan berpuasa berarti seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah SWT. Semua sarana itu akan menjadi jalan terbesar untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selanjutnya Zakat, Allah SWT telah memerintahkan setiap umat muslim yang memiliki harta mencapai nisab untuk mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang berhak menerimanya dari kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh diserahkan kepada mereka sebagaimana telah diterangkan dalam Al-Quran. Manfaat berzakat itu sendiri adalah untuk menghibur hati orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan silaturrahmi sesama umat manusia.
            Dan yang terakir adalah haji. Haji adalah bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan ruh, badan, dan harta. Ketika melaksanakan haji, kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul di satu tempat dengan menggunakan satu pakaian yang sama yang menandakan tidak ada perbedaan diantara mereka dihadapan Allah SWT. Sedangkan melempar jumrah (melempar pilar dengan sejumlah kerikil di Mina ) melambangkan pengusiran syaitan yang dilakukan Nabi Ibrahim dulu.


2.2 Kisah-Kisah dibalik Surat Al-Kahfi

          Ada tiga kisah yang indah yang terkandung dalam surat Al-Kahfi, yang intinya adalah mengokohkan akidah ( keyakinan ) seorang umat muslim kepada Allah SWT dan mengimani keagungan-Nya.
1.      Ashabul Kahfi ( tiga pemuda penghuni gua )
Kisah ini mengetengahkan tentang tadhiyyah ( pengorbanan ) dengan jiwa dalam mempertahankan eksistensi akidah.
2.      Musa dan Khaidir
Kisah ini menjelaskan tentang anjuran untuk bersikap tawadhu dalam menuntut imu dan hal-hal ghaib yang Allah SWT perlihatkan kepada Musa melalui bentuk pengajaran hamba yang saleh.
3.      Zulqarnain
Kisah ini menceritakan tentang seorang raja yang dikaruniai oleh Allah SWT kepadanya kerajaan yang besar. Lalu ia memerintah dengan penuh ketakwaan dan keadilan sehingga ia mampu memimpim krajaannya dengan kemakmuran dan keadilan.

Selain menjabarkan secara rinci ketiga hal kisah di atas, surat agung ini juga memaparkan tentang perumpamaan tiga realitas yang menerangkan bahwa al-Haq (kebenaran) tidak terikat sama sekali dengan ukuran banyaknya harta (materi) dan kekuasaan. Tetapi al-Haq terikat dengan akidah (keyakinan). Pertama perumpamaan tentang seorang kaya raya yang bergelimang dalam harta kekayaannya dan seorang fakir yang bangga dengan akidah dan keimanannya. Hal ini dijelaskan pada kisah pemilik dua kebun.
Kedua ilustrasi kehidupan dunia dan hal-hal yang berhubungan dengan kefanaan dan kebinasaan. Ketiga perumpamaan tentang sikap takabbur dan tipu daya yang tergambarkan pada peristiwa penolakan iblis untuk sujud kepada nabi Adam alaihissalam serta kejadian yang harus diterima iblis berupa pengusiran dan diharamkan dari kebaikan Allah swt.
Tentu saja Rasulullah SAW mensunnahkan umatnya untuk senantiasa membaca surat al-Kahfi pada setiap hari jum’at. Dengan harapan rutinitas nabawi ini tidak sekedar sebagai bacaan yang terhafal oleh bibir namun kering pada hati di makna-maknanya. Padahal surat al-Kahfi yang sarat hikmah dan pelajaran apabila kita mau mengeksplorasi secara mendalam lagi.

 Semoga saja kita bisa lebih meningkatkan interaksi kita dengan nilai-nilai al-Qur’an dari balik rutinitas sunnah nabawi yang dianjurkan kepada kita dari surat-surat al-Qur’an sehingga kelak ia bisa menjadi pedoman hidup yang selalu segar dalam ingatan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.


2.3  Orang-Orang yang Merugi dan Beruntung dalam Islam

          2.3.1 Orang-Orang yang Merugi dalam Islam

                   Dalam Al-Quran, orang-orang yang dikatakan merugi adalah orang yang perbuatannya selama didunia sia-sia padahal mereka menyangka telah berbuat yang sebaik-baiknya. Seperti firman Allah SWT:

 


 


Artinya : katakanlah (Muhammad), “ Apakah perlu kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (103).” “(yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya(104).” “Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya.  Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari kiamat(105). (Al-Kahfi : 103-105).


                        Maka barang siapa yang ingin beriman hendaklah dia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah dia kafir. Sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan yaitu air maka mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Kemudian orang yang berdosa melihat neraka,lalu mereka menduga, bahwa mereka akan jatuh kedalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. Karena sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan hati mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat memahaminya, dan telinga mereka juga disumbat sehingga ketika rasul mengajak mereka untuk mengikuti petunjuk mereka tidak akan mendapatkan petunjuk tersebut selama-lamanya. Demikianlah balasan bagi mereka yang merugi yaitu neraka jahanam, karena telah mengololok-olok ayat-ayat Tuhan dan rasul-Nya.



          2.3.2 Orang-Orang yang Beruntung dalam Islam

                        Orang yang beruntung dalam islam adalah orang-orang yang mematuhi semua perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapatkan pahala yang terbaik sebagai balasan. Seperti firman Allah
SWT :


Artinya : “Mereka itulah yang memperoleh surga ‘Adn, yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar diatas dipan-dipan yang indah. (itulah) sebaik-baik pahala, dan tempat istirahat yang indah. (Al-Kahfi : 31)
Dan firman Allah SWT :


           
 


Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seseorang manusia seperti kamu. Yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebijikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatupun dalam beribadah kepada Tuhannya. (Al-Kahfi : 110)





BAB III
PENUTUPAN

3.1           Kesimpulan
Dalam Al-Quran, orang-orang yang dikatakan merugi adalah orang yang perbuatannya selama didunia sia-sia padahal mereka menyangka telah berbuat yang sebaik-baiknya. Orang yang beruntung dalam islam adalah orang-orang yang mematuhi semua perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya. Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapatkan pahala yang terbaik sebagai balasan.

3.2          Saran-Saran
    Jadilah orang-orang yang disayangi Allah SWT. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang selalu mengedepankan semua hal mengenai kebajikan dunia dan akhirat daripada hal-hal yang membuat marah Allah SWT. Karena orang yang beruntung akan mendapatkan balasan yang luar biasa banyak serta surga ‘adn dan begitu juga sebaliknya orang yang merugi atau orang-orang yang meninggalkan perintah Allah SWT akan mendapatkan balasan yaitu neraka jahanam.




Daftar Pustaka


Adzikra. Iman, Islam, Ihsan dalam Komunikasi Transendental. http://fud.iainbanten.ac.id  diakses 18 Oktober 2012

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.RukunIslam. http://id.wikipedia.org/wiki/. Rukun_Islam. Diakses 18 Oktober 2012

Azahra,H. Keutamaan Surat Al-Kahfi. http://agama.kompasiana.com. Diakses 18 Oktober 2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar