ORANG-ORANG YANG MERUGI DAN BERUNTUNG
DALAM ISLAM
DI
SUSUN OLEH : RAHMAH DARA AYUNDA
NIM : 1205102010067
KELAS : SEP 1 ( JUM’AT PAGI )
MATA
KULIAH : DASAR-DASAR KOMUNIKASI
JUZ : 16
TEMA : HUBUNGAN RUKUN ISLAM DENGAN KOMUNIKASI
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
(
AGRIBISNIS )
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita
panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena atas karunia dan rahmatNYA , Saya dapat
menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Komunikasi yang berjudul “ Orang - Orang yang Merugi dan Beruntung Dalam Islam
”
Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing, yang telah mendidik saya dengan ikhlas. Dan tidak lupa
juga saya mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua saya yang mana telah
mendidik dan mendukung saya sampai saat ini. Dan juga banyak terima kasih
kepada teman-teman yang telah mendukung dan memotivasi kami dalam pembuatan
makalah ini .
Saya menyadari dalam penyusunan
makalah ini, banyak kesalahan atau kekurangan kata kata baik tertulis maupun
tidak tertulis. Saya mohon maaf sebesar besarnya dan tak lupa saya harapkan
saran atau krtikan dari teman-teman sekalian serta dosen pembimbing .
Akhir
kata saya ucapkan Terima Kasih .
Hormat saya,
Rahmah Dara Ayunda
BAB
l
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Komunikasi
adalah topik yang amat sering kita perbincangkan. Tidak hanya dikalangan para
ilmuwan komunikasi, orang awam sekalipun selalu memperbincangkannya sehingga
kata komunikasi itu sendiri memiliki terlalu banyak pengertian yang berlainan.
Salah satu dari pengertian komunikasi menurut Bernard Berelson dan Gary A.
Sreiner yang mengatakan bahwa komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan,
emosi dan keterampilan dengan menggunakan simbol atau kata-kata, gambar, figur,
grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya
disebut komunikasi. Namun cara yang paling baik untuk menggambarkan komunikasi
menurut Harold Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut “
who says what in which channel to whom with what effect?” atau siapa yang
mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?
Salah satu bentuk dari komunikasi
adalah komunikasi transendental, yaitu bentuk komunikasi yang terjadi antara
manusia dengan Tuhannya, Sang pncipta yang tentu saja tidak dapat dilihat
dengan kasat mata namun hanya dapat dirasakan dan diresapi melalui
firman-firman-Nya yang terdapat dalam
kitab suci Al-Quran atau segala ciptaan-Nya di alam semesta ini. Jadi
partisipan dalam komunikasi transendental adalah Tuhan dan manusia. Seda ngkan
kuat atau tidaknya hubungan komunikasi tersebut tergantung pada intensitas
manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya.
1.2
Rumusan
Masalah
1.2.1 Bagaimana hubungan komunikasi dengan cara
mendekatkan diri kepada Allah SWT?
1.2.2
Bagaimana kisah dibalik Surat Al-Kahfi?
1.2.3
Bagaimanakah tentang orang yang merugi dan beruntung dalam Islam?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.3.1 Untuk menambah wawasan dalam berkomunikasi
1.3.2 Mengetahui Hubungan komunikasi dengan Rukun
Islam
1.3.3
Dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kita terhadap Allah SWT
1..3.3 Serta
memberikan informasi yang lebih tentang pentingnya komunikasi transendental.
1.4
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
dari makalah ini adalah agar kita semua dapat lebih memahami hubungan antara
komunikasi dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena komunikasi
kepada sang Pencipta sangatlah penting bagi kehidupan kita, Dialah pencipta
alam semesta beserta seluruh isinya. Dengan membangun komunikasi kepda Allah
SWT lebih sering akan mendekatkan kita kepada Allah SWT sehingga terhindar dari
semua perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan dosa.
BAB ll
KAJIAN TEORI
2.1 Hubungan Komunikasi dengan Cara Mendekatkan Diri
Kepada Allah SWT
Bagi kita umat islam, cara mendekatkan
diri kepada Allah SWT tentu bermacam-macam, salah satunya dengan rukun iman,
yaitu : beriman kepada Allah SWT dengan segala sifat kesempurnaan-Nya, beriman
kepada malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan
kepada para rasul-rasul-Nya, beriman kepada rasul, beriman kepada hari kiamat,
dan beriman kepada qodho dan qodar (
ketentuan Allah ). Serta melakukan rukun islam, yaitu : mengucap dua kalimat
syahadat, mengerjakan shalat sehari semalam lima waktu, berpuasa di bulan suci
ramadhan, mmbayar zakat, serta menunaikan ibadah haji ke baitullah bagi yang
mampu.
Semua itu adalah bentuk ibadah yang
dilakukan oleh umat islam untuk mencari ridho Allah SWT, seperti firman Allah SWT:
Artinya : “Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu adalah suatu kebajikan. Akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, Hari kemudian,
Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi, dan memberikan harta yang di
cintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (
yang memerlukan pertolongan ) dan orang yang meminta-minta, dan ( memerdekakan
) hamba sahaya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar ( beriman ) dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa.” ( Al-Baqarah : 177 )
Doa-doa yang disampaikan manusia
kepada Tuhannya merupakan salah satu cara berkomunikasi dengan Allah SWT dalam
bentuk pesan-pesan yang di produksi dalam pikiran dan hati manusia, yang isinya
tidak lain dan tidak bukan adalah semua harapan dari manusia itu sendiri,
seperti memohon untuk diberi kesehatan, panjang umur, murah rezeki, dan lain
sebagainya. Allah SWT
berfirman
:
Artinya : “Berdoalah
kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku ( yakni berdo’a kepada-Ku ) akan masuk
neraka dalam keadaan hina dina ( Al Mukmin : 60 ).”
Makna syahadat kepada Allah SWT
adalah mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Esa tanpa ada
sekutu bagi-Nya, sedangkan makna syahadat kepada Rasulullah adalah meyakini
bahwa Muhammad utusan Allah kepada seluruh manusia, dia seorang hamba biasa
yang tidak boleh disembah sekaligus rasul yang tidak boleh didustakan akan
tetapi harus ditaati dan diikuti.
Salat
merupakan tiang agama. Seorang muslim wajib memeliharanya semenjak usia baligh
(dewasa) hingga mati. Ia wajib memerintahkannya kepada keluarga dan
anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka membiasakannya. Allah SWT
berfirman :
Artinya : “ Selanjutnya, apabila kamu
telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu
duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka
laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh shalat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An Nisa: 103). Shalat terdiri
dari lima waktu yaitu subuh dimulai dari munculnya matahari pagi di timur dan
berakhir saat terbit matahari, zuhur dimulai dari condongnya matahari hingga
sesuatu sepanjang bayang-bayangnya, asar dimulai setelah habisnya waktu zuhur
hingga matahari menguning, magrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan
berakhir dengan lenyapnya senja merah, dan isya dimulai setelah habisnya waktu
magrib hingga akhir malam. Shalat yang mengarah ke ka’bah juga melambangkan
kesatuan dan persatuan umat muslim yang ber-Tuhan satu (Allah). Shalat bukan
sekedar melakukan gerakan-gerakan atau mebaca bacaan-bacaan formal semata.
Shalat mencakup kegiatan fisik, ruh, dan fikiran.
Disaat ketiga unsur hidup manusia ini bersatu,
akan menimbulkan keseimbangan yang kemudian menjalin komunikasi dengan Sang
Pencipta. Komunikasi inilah yang kemudian kita kenal dengan ‘khusyu’’’. Shalat
yang tidak khusyu’ ibarat manusia yang tidak berhati.
Puasa adalah kewajiban umat muslim
selain shalat. Manfaat dari puasa itu sendiri ada banyak sekali, baik di bidang
sosial ekonomi, maupun kesehatan yang intinya merupakan ibadah kepada Allah SWT,
dengan berpuasa berarti seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan
minumnya demi Allah SWT. Semua sarana itu akan menjadi jalan terbesar untuk
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selanjutnya Zakat, Allah SWT telah
memerintahkan setiap umat muslim yang memiliki harta mencapai nisab untuk
mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang berhak
menerimanya dari kalangan fakir serta selain mereka yang zakat boleh diserahkan
kepada mereka sebagaimana telah diterangkan dalam Al-Quran. Manfaat berzakat
itu sendiri adalah untuk menghibur hati orang-orang fakir dan menutupi
kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan silaturrahmi sesama umat manusia.
Dan yang terakir adalah haji. Haji
adalah bentuk ibadah kepada Allah SWT dengan ruh, badan, dan harta. Ketika
melaksanakan haji, kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia berkumpul di satu
tempat dengan menggunakan satu pakaian yang sama yang menandakan tidak ada
perbedaan diantara mereka dihadapan Allah SWT. Sedangkan melempar jumrah
(melempar pilar dengan sejumlah kerikil di Mina ) melambangkan pengusiran
syaitan yang dilakukan Nabi Ibrahim dulu.
2.2 Kisah-Kisah
dibalik Surat Al-Kahfi
Ada tiga kisah yang indah yang
terkandung dalam surat Al-Kahfi, yang intinya adalah mengokohkan akidah (
keyakinan ) seorang umat muslim kepada Allah SWT dan mengimani keagungan-Nya.
1.
Ashabul Kahfi ( tiga pemuda
penghuni gua )
Kisah ini
mengetengahkan tentang tadhiyyah ( pengorbanan ) dengan jiwa dalam
mempertahankan eksistensi akidah.
2. Musa dan
Khaidir
Kisah ini menjelaskan tentang
anjuran untuk bersikap tawadhu dalam menuntut imu dan hal-hal ghaib yang Allah
SWT perlihatkan kepada Musa melalui bentuk pengajaran hamba yang saleh.
3. Zulqarnain
Kisah ini menceritakan tentang
seorang raja yang dikaruniai oleh Allah SWT kepadanya kerajaan yang besar. Lalu
ia memerintah dengan penuh ketakwaan dan keadilan sehingga ia mampu memimpim
krajaannya dengan kemakmuran dan keadilan.
Selain
menjabarkan secara rinci ketiga hal kisah di atas, surat agung ini juga
memaparkan tentang perumpamaan tiga realitas yang menerangkan bahwa al-Haq
(kebenaran) tidak terikat sama sekali dengan ukuran banyaknya harta (materi)
dan kekuasaan. Tetapi al-Haq terikat dengan akidah (keyakinan). Pertama perumpamaan tentang seorang kaya
raya yang bergelimang dalam harta kekayaannya dan seorang fakir yang bangga
dengan akidah dan keimanannya. Hal ini dijelaskan pada kisah pemilik dua kebun.
Kedua
ilustrasi kehidupan
dunia dan hal-hal yang berhubungan dengan kefanaan dan kebinasaan. Ketiga perumpamaan tentang sikap takabbur
dan tipu daya yang tergambarkan pada peristiwa penolakan iblis untuk sujud
kepada nabi Adam alaihissalam serta kejadian yang harus diterima iblis berupa
pengusiran dan diharamkan dari kebaikan Allah swt.
Tentu saja Rasulullah SAW
mensunnahkan umatnya untuk senantiasa membaca
surat al-Kahfi pada setiap hari jum’at. Dengan harapan rutinitas nabawi ini
tidak sekedar sebagai bacaan yang terhafal oleh bibir namun kering pada hati di
makna-maknanya. Padahal surat al-Kahfi yang sarat hikmah dan pelajaran apabila
kita mau mengeksplorasi secara mendalam lagi.
Semoga
saja kita bisa lebih meningkatkan interaksi kita dengan nilai-nilai al-Qur’an
dari balik rutinitas sunnah nabawi yang dianjurkan kepada kita dari surat-surat
al-Qur’an sehingga kelak ia bisa menjadi pedoman hidup yang selalu segar dalam
ingatan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.3 Orang-Orang yang Merugi dan Beruntung dalam
Islam
2.3.1 Orang-Orang
yang Merugi dalam Islam
Dalam Al-Quran,
orang-orang yang dikatakan merugi adalah orang yang perbuatannya selama didunia
sia-sia padahal mereka menyangka telah berbuat yang sebaik-baiknya. Seperti
firman Allah SWT:
Artinya : katakanlah
(Muhammad), “ Apakah perlu kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling
rugi perbuatannya?” (103).” “(yaitu) orang
yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah
berbuat sebaik-baiknya(104).” “Mereka itu
adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya)
terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka
sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal)
mereka pada hari kiamat(105).” (Al-Kahfi : 103-105).
Maka barang siapa yang
ingin beriman hendaklah dia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir biarlah
dia kafir. Sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan neraka bagi orang zalim,
yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan yaitu air maka
mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih. Itulah minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. Kemudian orang yang berdosa
melihat neraka,lalu mereka menduga, bahwa mereka akan jatuh kedalamnya, dan
mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. Karena sesungguhnya Allah SWT
telah menjadikan hati mereka tertutup sehingga mereka tidak dapat memahaminya,
dan telinga mereka juga disumbat sehingga ketika rasul mengajak mereka untuk
mengikuti petunjuk mereka tidak akan mendapatkan petunjuk tersebut
selama-lamanya. Demikianlah balasan bagi mereka yang merugi yaitu neraka
jahanam, karena telah mengololok-olok ayat-ayat Tuhan dan rasul-Nya.
2.3.2
Orang-Orang yang Beruntung dalam Islam
Orang yang beruntung
dalam islam adalah orang-orang yang mematuhi semua perintah Allah SWT serta
menjauhi larangan-Nya. Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,
maka dia mendapatkan pahala yang terbaik sebagai balasan. Seperti firman Allah
SWT :
Artinya :
“Mereka itulah yang memperoleh surga ‘Adn, yang mengalir dibawahnya
sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka
memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk
sambil bersandar diatas dipan-dipan yang indah. (itulah) sebaik-baik pahala,
dan tempat istirahat yang indah. (Al-Kahfi : 31)
Dan
firman Allah SWT :
Artinya : Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seseorang manusia seperti kamu. Yang
telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha
Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia
mengerjakan kebijikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatupun dalam
beribadah kepada Tuhannya. (Al-Kahfi : 110)
BAB III
PENUTUPAN
3.1
Kesimpulan
Dalam Al-Quran,
orang-orang yang dikatakan merugi adalah orang yang perbuatannya selama didunia
sia-sia padahal mereka menyangka telah berbuat yang sebaik-baiknya. Orang yang beruntung dalam islam
adalah orang-orang yang mematuhi semua perintah Allah SWT serta menjauhi
larangan-Nya. Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia
mendapatkan pahala yang terbaik sebagai balasan.
3.2
Saran-Saran
Jadilah orang-orang yang disayangi Allah
SWT. Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang selalu mengedepankan semua
hal mengenai kebajikan dunia dan akhirat daripada hal-hal yang membuat marah
Allah SWT. Karena orang yang beruntung akan mendapatkan balasan yang luar biasa
banyak serta surga ‘adn dan begitu juga sebaliknya orang yang merugi atau
orang-orang yang meninggalkan perintah Allah SWT akan mendapatkan balasan yaitu
neraka jahanam.
Daftar Pustaka
Adzikra. Iman, Islam, Ihsan
dalam Komunikasi Transendental. http://fud.iainbanten.ac.id diakses 18 Oktober 2012
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas.RukunIslam. http://id.wikipedia.org/wiki/. Rukun_Islam. Diakses
18 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar