Analisis
Jurnal Agribisnis
November
9,2012
Tugas
: Tehnik Penulisan Ilmiah
Dosen : Dr. Ir. Suyanti Kasimin, M.Si
Pengarang : Agussabti, Indra, dan Lukman Hakim
Tahun Jurnal :
2009
Oleh :
Rahmah Dara Ayunda
1205102010067
Mahasiswi
Agribisnis, Fakultas
Pertanian,
Universitas Syiah Kuala
Etika
Penulisan :
·
Pengarang menulis dengan prinsip kejujuran tanpa adanya plagiat
·
Ringkas, tepat, dan jelas
·
Menyebutkan sumber ketika mengutip pernyataan orang lain
Gagasan Awal :
Strategi menuntaskan masalah Kemiskinan, kebutuhan hidup, dan Wilayah
Tempat Tinggal Masyarakat di Aceh setelah terjadinya konflik dan tsunami.
Gagasan yang Dikembangkan :
Konflik dan bencana tsunami di Aceh mengakibatkan
kehidupan masyarakat semakin terpuruk dan miskin. Kemiskinan itu sendiri
diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
sosial, dan standar kehidupan lain. Kini dengan dibuatnya berbagai program
pemberdayaan ekonomi, angka kemiskinan di Aceh semakin lama semakin berkurang, biarpun jumlah tersebut masih lebih
tinggi dibandingkan kemiskinan di tingkat nasional. Seharusnya angka ini bisa
berkurang seluruhnya jika kita dapat membangkitkan kreatifitas didalam diri
orang miskin itu agar mau bekerja keras.
Isi Artikel :
Abstrak
Studi penelitian dirancang untuk
mendapatkan strategi dalam menurunkan poornes di Provinsi NAD. Tujuan
penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik dalam negeri miskin,
(2) mengidentifikasi kebutuhan dalam negeri miskin, (3) mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab kemiskinan, dan (4) merumuskan strategi dalam menurunkan
basis kemiskinan pada wilayah di Provinsi NAD. Metode yang digunakan adalah metode
survei. Perancangan untuk menentukan lokasi sampel dilakukan secara purposive
sampling. Ukuran ukuran sampel sebanyak 600 orang, dengan dipilih oleh proporsional
dari empat desa tipologi, yaitu desa pesisir, kota, dataran tinggi, dan
pedesaan biasa (tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa characterisistic umum
/ publik dalam negeri miskin adalah (1) pendidikan rendah, (2) masih makan 3 kali
sehari, (3) teman-teman merupakan tempat yang paling sering berkomunikasi, (4) keluarga
merupakan tempat paling sering telah recourse oleh ekonomi, (5) masyarakat mobilitas
tingkat cerita yang rendah, (6) kemiskinan merupakan warisan keluarga. Kebutuhan
fasilitas umum merasa tidak terpenuhi dari bergantian terjadi di pedesaan wilayah
pesisir, dataran tinggi, kota, dan pedesaan biasa. Kebutuhan modal awal merasa tidak
terpenuhi secara bergantian terjadi di wilayah dataran tinggi pedesaan, pedesaan
kota, dan pedesaan biasa. Beberapa faktor penyebab kemiskinan secara bergantian
adalah: (1) kurang usaha / kurang kreatif, (2) yang berasal dari Fraksi miskin,
(3) menurunkan pendidikan / terampil, (4) modal pembatasan / pertanian, (5) lainnya
(cacat, sakit , dan tua). Modal dari penyebab tunggal non kemiskinan masyarakat,
terampil tetapi, keinginan, kepercayaan diri, juga merupakan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan usaha sehingga mengurangi kemiskinan. Disarankan, upaya
pengentasan kemiskinan ke depan perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan dasar karakteristik
dan impecuniousdomestic pada topologi.
Kata kunci: poornes, kebutuhan dasar, dan tipologi wilayah
Abstract
The study of
research is designed to get the strategy in decreasing poornes in Provinsi NAD.
The target of the research were to : (1) identify impecunious domestic
characteristic, (2) identify impecunious domestic requirement, (3) identify
factors of poorness cause, and (4) formulating strategy in decreasing poorness
base on region in Provinsi NAD. The method used was survey method. To determinate
the sample location conducted by purposive sampling. Size measure of sample as
much 600 people, with selected by proportional from four typology countryside,
that is coastal area countryside, town, upland, and ordinary countryside
(land). Result of research indicate that the common/ public characterisistic of
impecunious domestic was (1) low education, (2) still eat 3 times one day, (3)
friends represent the most place often communicate, (4) family represent the
most place often had recourse by economics, (5) low society mobility story
level, (6) poorness represent the family heritage. Requirement of facility
public felt is not fulfilled of alternately happened in coastal area
countryside, upland, town, and ordinary countryside. Requirement to capital early
felt is not fulfilled is alternately happened in region of countryside upland,
town countryside, and ordinary countryside. Some factor of poorness cause
alternately is: (1) less effort / less be creative, (2) coming from impecunious
faction, (3) lowering education / skilled, (4) capital limitation / farm, (5)
other (handicapped, ill, and old). Capital of non single cause of society
poorness, skilled but, desire, confidence, also represent the factor
influencing efficacy is effort so that decreasing poorness. Suggested, effort
of pengentasan poorness forwards require to be conducted by as according to
characteristic and impecuniousdomestic requirement base on the topology.
Keywords :
poornes, basic need, and region typology
PENDAHULUAN
Kemiskinan
didefinisikan sebagai ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
sosial dan standar kehidupan lain (Herbert, 2001; Kartasasmita, 1996).
Kemiskinan dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu kemiskinan obsolut dan
kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh
kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat
sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan (BPS, 2007).
Tantangan yang
paling besar dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah merumuskan strategi yang
tepat dalam mempercepat kebangkitan ekonomi masyarakat dan pengentasan
kemiskinan berbasis tipologi wilayah di Provinsi NAD. Strategi pengentasan
kemiskinan adalah deskripsi berkaitan dengan langkah-langkah yang akan
diterapkan melalui keterkaitan kebutuhan, potensi dan masalah. Salah satu
penyebab ke tidak berhasilan pengentasan kemiskinan di Aceh adalah karena
strategi pembangunan yang kurang berbasis pada karakteristik dan kebutuhan
rumah tangga miskin berbasis tipologi wialayahnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode survey. Data diperoleh selain melalui interview dengan
menggunakan kuisioner, juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD) disetiap
daerah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rumah
tangga di wilayah pesisir, pegunungan, dan perkotaan dalam provinsi NAD. Untuk
wilayah pesisir diwakili oleh Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Timur, wilayah
pegunungan diwakili Kabupaten Aceh Tengah dan Gayo Lues, wilayah perkotaan
diwakili Kota Sabang dan Kota Langsa. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik proportional sampling, yang dibagi dalam dua katagori pendekatan, yaitu:
(1) interview secara individu, dan (2) Focus Group Discussion (FGD). Tiap
kabupaten diambil 2 desa sampel, masing-masing desa akan diambil 50 rumah
tangga miskin sebagai sampel, sehingga total diperoleh 600 rumah tangga secara
sampel.
Pengumpulan data
primer dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara secara terstruktur
berdasarkan instrument (kuesioner) dan pelaksanaan FGD dengan tokoh masyarakat
lokal. Sedangkan pengumpulan data sekunder berupa kajian terhadap laporan
terkait guna memperkuat berbagai informasi yang diperoleh dari data primer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik rumah tangga miskin dalam
penelitian ini terdiri dari : umur, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan,
status kepemilikan tempat tinggal, luas bangunan tempat tinggal, fasilitas
jamban, sumber air minum, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
fasilitas publik di desa masih kurang (baik kualitas maupun kuantitas). Umumnya
ke-4 tipologi (wilayah desa pesisir, upland, flat land atau desa biasa, dan
desa kota) desa membutuhkan modal kerja, terutama desa-desa yang sangat
produktif seperti desa upland dan desa pesisir. Beberapa faktor yang menjadi
penyebab kemiskinan adalah rendahnya pendidikan dan keterampilan masyarakat,
keterbatasan modal/kapital dan lahan usaha tani, dari golongan miskin (miskin
warisan), kurang usaha atau kurang kreatif, lainnya (cacat, sakit, usia tua).
Masalah klasik yang sering dikaitkan dengan
kemiskinan masyarakat adalah tidak ada atau kurangnya modal usaha. Namun dalam
beberapa pembelajaran menunujukkan bahwa untuk membangun suatu usaha maka modal
itu penting, namun keterampilan, keinginan yang kuat, keyakinan dan tanggung
jawab juga tak kalah pentingnya. Strategi pengentasan kmiskinan tidak lagi
hanya mengandalkan pemberian modal, tapi perlu dirancang sebuah program yang
memungkinkan orang miskin dapat membangkitkan kreatifitas diri dalam bekerja
melalui pilihan pertukaran keterampilan yang lebih banyak. Jadi intinya pada
tahap awal program dari input—output—harus dibantu dan didampingi oleh pihak
pelaksana program.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Karakteristik wilayah desa pesisir,
yaitu luas bangunan tempat tinggal kecil, tidak mampu mebeli daging/susu dalam
satu minggu, tidak adanya penerangan, mata pencaharian utamanya adalah nelayan,
dan paling rendah kemauan untuk keluar dari kemiskinan. Karakteristik wilayah
desa kota, yaitu paling banyak rumah tangga yang menumpang tempat tinggal, luas
bangunan tempat tinggal terkecil, dan mata pencahariannya jasa. Karakteristik
wilayah desa upland, yaitu fasilitas jamban, kayu sebagai bahan bakar untuk
memasak, tidak mampu membeli daging/susu dalam satu minggu, mata pencahariannya
adalah perkebunan, dan wilayah yang paling tinggi pemikiran untuk maju.
Karakteristik wilayah desa biasa, yaitu kayu sebgai bahan bakar untuk memasak,
mata pencahariannya adalah pertanian/palawija, tingkat mobilitas rendah.
Faktor penyebab kemiskinan adalah kurang
usaha/kurang kreatif, berasal dari golongan miskin, rendahnya pendidikan/keterampilan,
keterbatasan modal/lahan, dan lainnya (cacat,sakit, dan tua). Sekarang strategi
pengentasan kemiskinan tidak lagi lagi mengandalkan pemberian modal, melainkan
perlunya dirancang sebuah program yang dapat membangkitkan kreatifitas diri
orang miskin dalam bekerja melalui pilihan pertukaran keterampilan yang lebih
banyak.
REKOMENDASI
Untuk mengatasi
masalah tersebut, akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan kehidupan
rakyat miskin, sehingga hasilnya akan jauh lebih maksimal. Pemerintah juga
dapat memgadakan berbagai macam pelatihan bagi masyarakat khususnya
masyarakat-masyarakat yang kurang mampu dalam bidang pengembangan karakter dan
keterampilan mengolah sumber daya alam disekitar mereka agar masyarakat
tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Terakhir, dengan
memanfaatkan sumber daya alamnya yang luar biasa Indonesia akan menjadi negara
yang masyarakatnya bisa hidup berkecukupan terbebas dari kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA
· -
Badan Pusat Statistik
(BPS).2007.Analisis dan Perhitungan Tingkat Kemiskinan.Jakarta:CV.Nario Sari.
· -
Burns, R.B.1993.Konsep Diri : Teori,
Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku.Jakarta:Penerbit Arcon.
·
-Doyal, L.and Ian G.1991.A Theory of
Human Need.London:MacMillan Education, Ltd.
·
-Herbert, P.2001.The DAC Guidelines
Poverty Reduction.
· -
Iskandar, A.2007. Model dan Strategi
Pemberdayaan Keluarga Miskin di kabupaten Bogor. Jurnal Ilmiah -Pekerjaan
Sosial. Bandung:Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.
· -
Jhonson, A.G.1996.Human Arrangement
(Edisi Keempat).Toronto:Brown and Benchmark Publisher.
·
-Kartasasmita.1996.Bias Pemberdayaan
Masyarakat.Jakarta:Bappenas.
·
-Maslow, A.H.1984.Motivasi dan
Kepribadian (terjemahan).Jakarta:PT.Pustaka Binaman Pressindo.
Format Penulisan :
·
Artikel diketik dengan menggunakan huruf “Times New Romans” 12 font
rata kiri, tanpa pemenggalan kata.
·
Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa
Inggris, sesuai dengan kaidah pengguna bahasa yang berlaku
·
Identitas penulis ditulis dengan nama lengkap dan tidak mencantumkan
gelar
·
Artikel dilengkapi dengan abstrak dengan jumlah katanya 255
·
Daftar pustaka disusun dengan system Harvard, menggunakan urutan a
Tema Jurnal :
Perangi Kemiskinan dengan Sumber Daya Manusia yang
Berkualitas.
Kemutakhiran
Rujukan :
Jurnal ini
dipublikasikan tahun 2009. Judul jurnal yang diangkat oleh penulis merupakan masalah tentang kemiskinan yang melanda Aceh akibat konflik bencana tsunami. Jadi jelas jika jurnal ini masih dapat dikatakan mutakhir.
Format Rujukan :
• (Herbert, 2001; Kartasasmita,
1996).
Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun sebelum
dipublikasikannya jurnal ini.
• (BPS,
2007).
Rujukan ini masih mutakhir.
• (Doyal
dan Ian, 1991)
Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena
Telah lebih dari 5 tahun sebelum dipublikasikannya jurnal.
• (Burns,
1993; Jhonson, 1996).
Rujukan ini tidak
mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun
sebelum
dipublikasikannya
jurnal.
•
(Iskandar,2007).
Rujukan ini
masih mutakhir.