Sabtu, 10 November 2012

ZAHLUL FUADI


Analisis Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian

Nama               : Zahlul Fuadi
NIM                : 1205102010091
Studi                : Teknik Penulisan Ilmiah
Dosen               : Dr. Ir Suyanti Kasimin, M.Si
Judul Jurnal : KAJIAN PROSPEK KOMODITAS INDUK UDANG WINDU PADA   KAWASAN PESISIR PERAIRAN PANTAI DI DAERAH KABUPATEN ACEH BESAR
Peneliti            : M. Yuzan Wardana
Tahun Jurnal    : 2011
Etika  Penulis Kode Etik :
·         Penulis menulis dengan jujur, cermat, padan, tidak ada unsur pelagiat dan objektif.
·         Penulisan sesuai dengan ketentuan penulisan ilmiah.
·         Isi artikel bersifat objektif dan sesuai dengan fakta di lapangan.
·         Semua data yang penulis masukkan ke dalam artikel menyebutkan sumbernya.
Gagasan Awal :
Mengembangkan potensi dan sumber induk undang windu di Aceh, dan khususnya kawasan pesisir pantai di daerah kabupaten Aceh Besar.
Gagasan Yang Dikembangkan :
Menganalisis kondisi kawasan perairan pantai yang merupakan lokasi habitat induk udang windu, cara pendistribusian dan pemasaran udang windu dari mulai pengepakan, pengangkutan hingga penjualan. Ukuran serta kualitas induk undang windu harus sesuai dengan syarat Hatchery sehingga udang yang dihasil mempunyai kualitas yang baik.
Latar belakang masalah :
Wilayah pesisir Aceh sangat bagus dalam usaha perikanan tangkap dan budidaya, hal ini dapat menjadi sektor andalan untuk menggerakkan perekonomian daerah, dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat swasembada hewani, peningkatan devisa negara dan menciptakan lapangan kerja. Salah satunya udang windu yang harus dikembangkan karena undang windu mempunyai potensi cukup besar dengan bantuan arahan yang baik dari pembibitan, pemilihan lahan, hingga bagian pemasarannya.
Masalah :
·         Permasalahan pemilihan lahan yang baik
·         Belum adanya arahan yang tepat tentang pemeliharaan yang benar
·         Belum adanya alat yang memadai untuk mendukung proses pengepakan
·         Pengelolaan masih kurang tepat
·         Sumber daya manusianya masih kurang dalam pengalokasian
Analisis Masalah :
Tempat pelaksanaan penelitin ini di perairan pesisir pantai Aceh Besar, Aceh. Adapun objek penelitian adalah komoditas jenis perikanan yaitu udang windu (Penaeus monodom). Kajian ini hanya dibatasi pada ruang lingkup masalah produksi (jumlah) induk undang yang di tangkap, pendapatan, areal penangkapan dan pendistribusian serta masalah induk udang yang di tangkap. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “purposive sampling” dengan populasi kajian kelompok nelayan di Aceh Besar. Data yang digunakan dalam penelitian data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan menggunakan quisioner, dan pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh langsung dari perpustakaan dan instansi-instansi yang terkait.
Hasil :
Bedasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan menujukkan kabupaten Aceh Besar dapat dikatakan sebagai perairan lautnya adalah perairan yang landai dan cocok untuk fishing ground induk udang, khususnya udang windu. Induk udang dapat hidup lebih baik didalam perairan, sehingga udang dapat bertelur dan melakukan perkawinan dengan baik. Kondisi daerah di kabupaten Aceh Besar di tiga kecamatan memenuhi persyaratan teknis untuk udang hidup yaitu Kecamatan Lhoknga, Baitussalam dan kecamatan Peukan Bada dengan kedalaman air antara 3-6 meter, dan kadar lumpur yang sesuai untuk kelayakan hidup induk udang semestinya. Untuk pendistribusian cukup baik dan terarah hanya kurang pada pengepakan karena diperlukan alat yang lebih memadai agar lebih aman dan wadah yang tahan benturan, sehingga proses pengangkutan dapat dilakukan lebih cepat ke jaringan pemasaran.
Kesimpulan dan Saran :
Kesimpulan pada artikel yang dianalisis ini telah sesuai dengan pernyataan diatas. Saran dimaknai sebagai: pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Penyajian saran pada jurnal ini, berisi tentang anjuran peneliti kepada pemerintah agar dapat melakukan pembinaan nelayan untuk supaya hasil yang di dapat nanti sesuai dengan apa yang diharapkan.
Format Penulisan :
·         Artikel diketik menggunakan font “Times New Romans”
·          Ukuran font 11
·          Line spacing 1,15
·         Jumlah kata dalam abstrak dalam bahasa Indonesia adalah 149 kata
Tema Jurnal :
Potensi Induk Udang Windu pada Perairan di Daerah Kabupaten Aceh Besar.
Kemuktahiran Rujukan :
Wardana.M Yuzan.2011.Kajian Prospek Komoditas Induk Udang Windu Pada Kawasan Pesisir Perairan Pantai Di Daerah Kabupaten Aceh Besar Agrisep Vol.(12)

Firdausi Nuzula


Analisis Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian

Nama               : Firdausi Nuzula
NIM                : 1205102010023
Studi               : Teknik Penulisan Ilmiah
Dosen              : Dr.Ir Suyanti Kasimin,M.Si
Judul Jurnal     : Penentuan Skala Usaha dan Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Kopi Rakyat di Kabupaten Aceh Tengah
Pengarang       : Indra
Tahun              : 2011

Etika Penulisan Kode Etik
§  Penulis menulis dengan jujur,singkat,tepat,jelas,ringkas dan tidak ada unsur plagiat (tidak mengambil data orang lain).
§  Penulis kurang tanggap terhadap suntingan, sehingga masih dijumpai kesalahan. Contohnya dlam kesalahan mengetik kata dan dalam penulisan huruf
§  Penulis merefisi hasil untuk umum, sehingga dapat dibaca oleh khalayak ramai.
§  Penulis menyebut sumber referensi data atau teori dengan jelas, sehingga terhindar dari plagiat.
Gagasan Awal:
Aceh Tengah adalah daerah penghasil kopi yang cukup potensial dalam wilayah Daerah Istimewa Aceh.
Gagasan yang dikembangkan:
Suatu realita bahwa perkebunan kopi rakyat umumnya belum dikelola secara baik seperti halnya perkebunan besar. Berbagai masalah terdapat pada perkebunan kopi rakyat antara lain produktivitas dan mutunya yang masih relatif rendah, serta modal dan pengetahuan petani kopi pada umumnya masih belum memadai (Santoso, 1987). Penulis telah mengembangkan gagasan dengan lebar dan jelas, sehingga gagasan awal sudah jelas.
Latar Belakang Masalah      :
Suatu realita bahwa perkebunan kopi rakyat umumnya belum dikelola secara baik seperti halnya perkebunan besar. Rendahnya mutu kopi rakyat di Indonesia disebabkan oleh (1) hasil pemetikan tidak merata baik tingkat kemasakan maupun besar biji kopi, (2) secara pengolahan belum memadai, terutama pada fase pengeringan, (3) peningkatan mutu belum mendapat imbalan kenaikan harga yang memadai di tingkat petani. Pengolahan usahatani kopi bertujuan untuk meningkatkan produksi yang akhirnya adalah untuk meningkatkannpendapatan petani kopi.
Masalah :
§  Belum dikelola secara baik
§  Iklim yang kurang cocok
§  Penggunaan klon (bibit) yang tidak unggul
§  Tanaman yang sudah tua dan tidak pernah diremajakan
§  Hasil pemetikan tidak merata
§  Kurangnya pengetahuan dalam pengalokasian sumberdaya
Analisis Masalah:
Dalam menganalisi masalah dalam penelitian digunakan metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “two stage cluster random sampling”. Tahap pertama adalah memilih satuan sampling primer (SSP), yaitu memilih 2 kecamatanbdari 9 kecamatan yang ada dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Thap kedua adalah memilih satun sampling sekunder (SSS), yaitu memilih kepala keluarga (KK) dari tiap kecamatan yang tepilih. SSS ini merupakan unit elementer yang langsung menjadi responden penelitian.
Dalam metode penelitian, pengukuran konsep, metode pemilihan sampel dan pengumpulan data penelitian sudah cukup jelas.
Hasil
Berdasarkan hasil dari penelitian diatas menunjukkan luas rata-rata usahatani adalah 1,12 ha dengan kisaran luas antara 0,50-3,5 ha. Umur rata-rata pohon kopi adalah 18,50 tahun, termasuk katagori relatif tua mengingat pohon kopi petani pada umumnya kurang dipelihara dengan baik. Dengan demikian terbukti bahwa produktivitas perkebunan kopi di Indonesia masih relatif rendah. Penulis sudah menyajikan berbagaisumber untuk menunjang teori atau data agar mendapatkan hasil yang sebenarnya. Namun hasil yang didapati masih tergolong rendah. Penulis menyebutkan banyak sekali kekurangan dala mengolah perkebunan kopi, mulai dari biji sampai dengan luas lahan masyarakat. Karena ukurab luas garapan dari usahatani harus mendapat perhatian yang serius agar petani tidak mengalami kerugian yang besar.
Kesimpulan dan Saran:
 Dalam kesimpulan, sudah memuat jawaban dari tujuan penelitian. Hasil penelitian dipaparkan secara ringkas dan jelas seperti “Pekerja perempuan dalam penelitian ini telah mempunyai akses yang besar untuk meningkatkan posisi pekerjaannya yaitu 53% lebih sudah mempunyai usaha sendiri yang berawal dari keahliannya sebagai pengrajin dengan keuletan mengembangkan kemampuan diri hingga berhasil membangun usaha kerajinan sendiri”.
 Dalam saran yang disampaikan sudah cukup baik dengan memotivasi pembaca untuk melakukan penelitian didaerah lain yang tertimpa musibah bencana alam.
Format penulisan
Font                                         : Times New Roman
Jumlah kata dalam abstrak      : 138
Ukuran font                            : 11
Spasi                                        : 1,15
Tema Jurnal
Potensi usahatani perkebunan kopi rakyat
Kemutakhiran Rujukan
 Indra.2011. Penentuan Skala Usaha dan Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Kopi Rakyat di Kabupaten Aceh Tengah.Agrisep Vol.(12)No.1,2011.





Jumat, 09 November 2012

laina mawaddah

Nama : Laina Mawaddah
Nim    : 1205102010040
Analisis Jurnal
Judul Jurnal : Pertumbuhan Tanaman Kedelai pada Berbagai Dosis Herbisida       Pendimethalin
A.    Gagasan Awal
Pengendalian gulma pada tanaman kedelai dapat dilakukan dengan penanaman berbagai kultivar yang kompetitif yang mempunyai ekspansi luas daun yang cepat dan posisi daun yang efisien dalam fotosintesis serta penggunaan herbisida pratumbuh seperti herbisida pendimethalin yang direkomendasikan untuk mengendalikan gulma. 


B.     Isi Artikel
1.    Latar Belakang Masalah
Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang bergizi tinggi yang jumlah permintaannya terus meningkat seiring jumlah pertumbuhan penduduk. Walaupun demikian, pengembangan usahatani kedelai mengalami banyak kendala seperti adanya gulma yang dapat merusak tanaman. Pengendalian gulma pada kedelai dapat dilakukan dengan penanaman berbagai kultivar yang kompetitif terhadap gulma maupun degan penggunaan herbisida pendimethalin . Keragaan tanaman kedelai akibat adanya perbedaan penggunaan kultivar dan aplikasi dan herbisida pendimethalin bervariasi. Kultivar yang mempunyai ekspansi luas daun yang cepat, posisi daun yang efisien dalam fotosintesis, serta pertumbuhan akar yang terdistribusi secara kompleks dapat mempercepat laju peningkatan kapasitas potosintesis tanaman. Kultivar tersebut sangat berpengaruh kepada peningkatan luas indeks daun, laju tumbuh tanaman serta dapat menekan gulma. Sedangkan herbisida pendimethalin direkomendasikan untuk mengendalikan gulma rumput-rumputan. Yang berdasarkan cara kerja herbisida, pendimethalin dapat mengahambat polimerisasi tumbulin yang merupakan suatu dimer protein pada sel yang berpolimerisasi kepembentukan mikrotubula.

2.   Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian survey.  Survey dilakukan dilakukan di PT Syngenta, Cikampek, Karawang. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai kurtivar agromulyo dan wilis serta herbisida pendimethalin. Penelitian ini menggunakan petakan sebanyak 24 buah yang masing-masing berukuran 2m x 6,5m. Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pengolahan tanah sebanyak dua kali. Benih ditanam pada lubang yang dibuat dengan tugal sedalam 3 cm. Setiaplubang berisi 3 butir kedelai yang telah diinokulasi dengan Rizoplus.

3.   Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perkembangan tanaman kedelai kurtivar agromulyo yang diaplikasikan herbisida pendimethalin meningkat lebih cepat dengan tanpa diberikan dosis herbisida. Meningkatnya nilai indeks luas daun tersebut diawali tertekannya pertumbuhan gulma akibat pemberian herbisida dengan dosis tinggi. Tertekannya gulma memberikan kesempatan yang lebih baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila pada masa perkecambahan sampai stadia masa pertengahan pertumbuhan tanaman itu baik, akan memperbesar ekspansi dan jumlah daun baru hingga mempengaruhi jumlah dan luas daun. Peningkatan jumlah dan luas daun berpengaruh terhadap nisbah antara luas daun dan luas permukaan tanah. Tanaman kedelai yang diberikan herbisida memberikan gambaran relatif baik menyerap hara dan air sebagai akibat rendahnya persaingan dengan gulma.  Penyerapan hara dan air oleh tanaman kedelai akan meningkatkan pembentukan klorofil sehingga aktivitas fotosintesis lebih meningkat dan dapat meningkatkan ekspansi luas daun. Apabila tanaman lebih baik dalam proses fotosintesis akan terjadi konstribusi yang lebih besar dalam memasok fotosintat ke bagian limbung. Fotosintat yang dipartisi ke bagian lain akan meningkatkan daya serap air dan hara ke bagian tanaman seperti pupus. Nilai indeks daun pada tanaman kedelai kultivar agromulyo lebih besar dibandingkan dengan kultivar wilis. Hal ini dapat dijelaskan bahwa daun-daun kultivar agromulyo memiliki bentuk yang lebih luas serta jumlah yang banyak.
Tanaman kedelai kultivar wilis yang diaplikasikan dengan herbisida pendimethalin memiliki nilai laju tumbuh tanaman yang tinggi dan berbeda tanpa pemberian herbisida. Herbisida yang diaplikasika pada dosis yang tepat dapatbmengendalikan gulma secara efektif dan tidak mempengaruhi tanaman. Sedangkan luas tumbuh tanaman pada kultivar agromulyo lebih besar apabila dibandingkan dengan kultivar wilis pada setiap jenis herbisida. Hal ini dapat dijelaskan bahwa daun-daun pada kultivar agromulyo memiliki nilai indeks luas daun yang lebih besar. Lebih besarnya nilai tersebut akan mempengaruhi laju peningkatan akumulasi bahan kering yang di hasilkan. Laju peningkatan akumulasi bahan kering yang dihasilkan merupakan refleksi dari terbentuknya sistem pupus dan akar yang lebih kompleks.

4.   Kesimpulan dan Saran
Nilai indeks luas daun dan luas tumbuh tanaman dengan diaplikasikan herbisida pendimethalin bervariasi dengan dosis tertentu pada kultivar agromulyo memiliki nilai tinggi dibandingkan dengan kultivar wilis.
Diperlukan suatu kajian yang lebih mendalam tentang rentang dosis, jenis herbisida, serta penggunaan kultivar dalam rangka mendapatkan kultivar spesifik lokasi ditinjau dari aspek analisis pertumbuhan.

5.   Format Penulisan
·     Jumlah Kata Abstrak : 7
·     Ukuran font : 12


6.   Tema : Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai Pada Berbagai Dosis Herbisida
             Pendimethalin

nurazizah M (TPI)



05 November 2012
Nama : Nurazizah Muchtar
Nim : 1205102010038

Analisis Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian

Tugas : Tehnik Penulisan Ilmiah
Dosen : Dr. Ir Suyanti Kasimin, M.Si
Judul Jurnal : Campur Tangan Pemerintah dalam Penetapan Harga Dasar Gabah (Kasus kebijakan penetapan harga dasar gabah )
Pengarang : Abdullah Said
Tahun Jurnal : 2008
Analisis Jurnal
Tema : Campur Tangan Pemerintah dalam Penetapan Harga Dasar
(Kasus kebijakan penetapan harga dasar gabah )
Latar belakang masalah
Belum lama ini kita bangsa Indonesia menghadapi krisis moneter yang sampai sekarang masih belum dapat diselesaikan. Sebagai akibat dari krisis tersebut salah satu dampaknya pada sektor pangan yang kita kenal dengan istilah sembako. Salah satu dari sembako itu adalah beras. Dimana beras ini termasuk dalam pengendalian kebijakan pemerintah yang dikendalikan melalui penetapan harga dasar gabah. Didalam pelaksanaan kebijakan tersebut, sehari-harinya pelaku yang ditugasi oleh pemerintah adalah sebuah badan yang disebut BULOG (tingkat pusat) dan dibantu oleh DOLOG (tingkat provinsi) serta sub DOLOG (tingkat kabupaten/kota). Badan ini ditugasi untuk menampung semua hasil pertanian (gabah) yang bekerja sama dengan KUD dimasing-masing wilayah diseluruh Indonesia. Beras merupakan komoditi pertanian yang sangat mempengaruhi politik di negara kita. Kebijakan beras selama orde baru sebagian besar didasarkan pada keinginan untuk tiga lembaga: pegawai negeri (yang menerima beras sebagai bagian dari gaji); konsumen perkotaan (masyarakat perkotaan); dan produsen pedesaan (petani, baik pemilik, penggarap maupun buruh). Petani yang merupakan lembaga terkait dengan pengadaan pangan (beras) yang oleh pemerintah Orde Baru direspon dengan positif dalam bentuk subsidi, peningkatan harga serta dukungan organisasi dan infra struktural yang dapat melipatgandakan produksi beras (dari 10,8 menjadi 25,5 juta pon pertahun) antara tahun 1966 sampai 1984.
Masalah
Pengetahuan tentang kebijakan ekonomi berkenan dengan usaha untuk memaksimalkan atau memenuhi solusi-solusi subyek terhadap pemaksaan, namun pemaksaan-pemaksaan tersebut bukan disediakan oleh sumber-sumber dan penguasaan materi. Pemberlakuan pasar bebas terhadap harga makanan dan pertanian nampak seperti cerita belaka. Di semua negara, bahkan di negara yang terkenal dengan ekonomi bebeasnya pun baik yang masih berkembang maupun yang sudah maju, harga makanan dan pertanian ini sangat dipengaruhi campur tangan negara.
Analisis Masalah
Pada awalnya, ketika harga beras meroket sampai 300 persen dalam waktu satu tahun, pemerintah berusaha meningkatkan posisinya dengan mendirikan Bulog. Pada tahun 1966 beras yang diimpor mencapai 640.000 ton, namun hanya 70.000 ton yang dijual bebas di pasar domestik, sementara sisanya dikonsumsi pegawai sipil dan militer. Pada tahun 1967, sekitar 350.000 ton diimpor, 100.000 ton merupakan bantuan pemerintah AS, dan hanya 139.000 ton dijual dijual di pasar domestik. Koperasi tingkat desa (KUD) menjadi lembaga utama dalam program pengembangan beras domestik. KUD adalah lembaga yang didirikan dan didanai pemerintah yang membeli beras dari petani yang selanjutnya menjual kembali ke bulog (keuntungan KUD berkisar 8 persen) dan menjamin harga dasar gabah bagi petani. Tujuannya adalah untuk memastikan suplai beras dan meningkatkan pendapatan petani. KUD diharapkan mampu menggantikan posisi pedagang cina yang secara tradisional sudah kuat. Sebab KUD merupakan sistem lembaga ekonomi yang diorganisir sebagai usaha bersama yang didasarkan atas prinsip kekeluargaan (family principle).
Hasil dari Pembahasan
Bagi sebagian besar pemerintah Orde Baru pada saat itu, kebijakan yang dilakukan adalah meningkatkan harga dasar padi pada saat itu, kebijakan yang dilakukan adalah meningkatkan harga dasar padi setiap tahun sebgai insentif bagi petani. Namun demikian dalam sektor padi masih terdapat kelemahan, yaitu kurangnya ruang gudang, tidak adanya KUD, tidak bisa diselesaikan dengan kebijakan peningkatan harga dasar gabah. Dengan kejadian tersebut di atas, maka petani telah banyak kehialngan faktor-faktor yang menguntungkan. Namun dari perspektif yang lebih luas, kita bisa melihat bahwa para petani tidak kehilangan pendukung dalam arena pembuatan keputusan yang didominasi oleh birokrasi. Para pejabat di lingkungan pertanian mungkin sebagai memperwakilkan para petani, dan bahkan HKTI memiliki pengaruh yang cukup besar, paling tidak untuk menciptakan status quo.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut menunjukkan adalah adanya suatu pola dominasi pemerintah pusat dalam pembuatan kebijakan yang diperkuat dengan ideologi korperatif dimana bisnis yang lemah dan sektor koperasi diatur oleh negara, yang nampaknya berpihak pada kepentingan masyarakat.
Saran
Karena kebijakan harga sangat penting dalam menentukan harga produk pertanian khususnya beras selama panen, maka kita perlu mengadakan penelitian harga produk pertanian bukan berdasarkan teori pasar murni tetapi berdasarkan teori negara. Kenapa pemerintah suatu negara menerapkan kebijakan harga produk pertanian yang berbeda yang mengakibatkan pola pengembangan desa dan pertanian saling bertentangan? Dalam hal ini perlu memperhatikan analisis Neoklasik pada pasar yang terdiri dari observasi distorsi harga, menghitung biaya sosialnya, dan perubahan yang terjadi. Sebaliknya distorsi ini harus dipahami menurut realitas sosial dan historis dinamisnya bila usulannya bertujuan untuk melibatkan keterlibatan politisi.

Format Penulisan
·        Font                                         : Times New Roman
·        Ukuran font                              : 12

Kamis, 08 November 2012


Tugas Teknik Penulisan Ilmiah

NAMA            : Amelya Rumarna
NIM                : 1205102010107

Dosen              : Dr.Ir.Suyanti Kasimin, M.Si
Judul Jurnal     : KAJIAN PRODUKSI JAGUNG DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI KABUPATEN SELUMA PROPINSI BENGKULU)
Pengarang       : Indra Cahyadinata, Rizqie Iryansyah
Tema               : faktor – faktor yang mempengaruhi produksi jagung di Propinsi Bengkulu
Tahun Jurnal   : 2010
A.    ETIKA PENULISAN DAN KODE ETIK PENULISAN ILMIAH

-          Setiap kutipan menyebut sumber kutipan, dalam artian tidak plagiat
-          Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit
-          Metode penelitian berdasarkan kualitatif dan kuantitaif. Menganalisis data secara umum dan menggunakan angka.

B.     GAGASAN AWAL
Jagung, factor yang menentukan, produksi.

C.    GAGASAN YANG DIKEMBANGKAN
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perilaku petani jagung pada alokasi input dan output, dan menentukan faktor produksi yang mempengaruhi produksi jagung. Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku petani untuk memilih jagung karena jagung itu mudah menjual dan mengolah. Namun, petani menemukan bahwa sulit untuk mengakses beberapa produksi faktor, seperti bibit, pupuk, dan pestisida. Harga mereka juga tinggi, dan ini adalah bertentangan dengan harga produk yang rendah. Penelitian ini juga menemukan bahwa luas lahan adalah faktor utama yang memiliki dampak signifikan terhadap produksi sedangkan faktor lain tidak.

D.    ISI ARTIKEL

·         Latar Belakang Masalah

Jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang sangat penting dan saling terkait dengan industri besar. Selain untuk dikonsumsi untuk sayuran, buah jagung juga bisa diolah menjadi aneka makanan. Selain itu, pipilan keringnya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Jagung merupakan salah satu komoditi tanaman pangan utama yang banyak diusahakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia, termasuk di Propinsi Bengkulu. Dalam membudidayakan jagung, ada beberapa faktor produksi yang perlu mendapat perhatian agar produksi yang diharapkan dapat tercapai. Faktor –faktor tersebut antara lain luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida yang digunakan.
·         Masalah

bagaimana perilaku usahatani petani jagung dalam menggunakan faktor-faktor produksi dan pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi jagung

·         Metodologi Penelitian

Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan teknik area sampling, dimana penentuan lokasi penelitian ini berdasarkan wilayah Kecamatan yang memiliki luas panen jagung paling besar dan dilakukan dengan dua tahap. Penentuan sampel dilakukan dengan dengan teknik simple random sampling, Jumlah petani jagung di Desa Riak Siabun sebanyak 33 orang petani, di Desa Sido Luhur sebanyak 124 petani, dan di Desa Sumber Arum Sebanyak 76 orang. Sehingga diketahui jumlah populasi sebanyak 233 petani. Jumlah petani sampel (n) dapat dihitung dengan rumus dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 62 petani.
·         Metode Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi usahatani jagung dalam penelitian ini manggunakan analisis fungsi produksi Cobb- Douglas, jika ditulis dalam fungsi logaritma berikut :
Log Y = Log a + b1 Log X1 + b2 Log X2 + b3 Log X3 + b4 Log X4 + b5Log X5 + u
Keterangan
Y = faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi usahatani jagung
X2 = Benih
X3 = Tenaga Kerja
X1 = luas lahan
X4 = pupuk
X5 = pestisida
Log a = Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5 = koefisien regresi
Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi yang secara bersama- sama berpengaruh terhadap produksi jagung maka dilakukan uji hipotesa dengan uji – F, dengan kriteria uji sebagai berikut :
• F hitung ≤ F tabel, Ho diterima artinya secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
• F hitung > F tabel, Ho ditolak artinya secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variable tidak bebas digunakan uji – t dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Dengan hipotesis sebagai berikut:
Ho : bi = 0
Ha : bi ≥ 0
Kriteria pengujian:
1. Jika t hitung ≤ t tabel, Ho diterima artinya variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung.
2. Jika t hitung > t tabel, Ho ditolak artinya variabel bebas berpengaruh positif dan nyata terhadap produksi jagung.
Ho : bi = 0
Ha : bi < 0
Kriteria pengujian:
1. Jika -t hitung ≥ -t tabel, Ho diterima artinya variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung.
2. Jika -t hitung < -t tabel, Ho ditolak artinya variabel bebas berpengaruh negative dan nyata terhadap produksi jagung.

·         Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini variabel yang dihilangkan adalah variabel tenaga kerja (X3), dikarenakan variabel tersebut pada saat di uji pada taraf 95% hasilnya tidak berpengaruh nyata dan bernilai negatif. analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel (luas lahan, benih, pupuk, dan pestisida) usahatani jagung bernilai positif tetapi tidak semua variabel usahatani. secara individu variabel faktor produksi luas lahan berpengaruh nyata atau positif terhadap peningkatan produksi jagung di Kabupaten Seluma. Semakin besar luas lahan yang digunakan maka akan menambah hasil produksi jagung di Kabupaten Seluma. secara individu faktor produksi benih tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jagung. secara individu faktor produksi pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi usahatani jagung. Secara individu faktor produksi pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi usahatani jagung.

·                     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
·         1. Perilaku usahatani petani jagung dalam penggunaan faktor produksi (benih, pupuk, dan pestisida) kurang dari rekomendasi yang dianjurkan. Hal ini dikarenakan tingginya harga faktor produksi, sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan tidak optimal dan produksi rata-rata tanaman jagung yang ada di daerah penelitian berada di bawah produksi rata-rata Propinsi dan Nasional.
·         2. Penggunaan faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap usahatani jagung di Kabupaten Seluma adalah faktor produksi luas lahan, sedangkan yang tidak berpengaruh nyata adalah faktor produksi benih, pupuk, dan pestisida.
·                     Rekomendasi
·         Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan kondisi dilapangan, maka saran yang dapat diberikan adalah : meningkatkan akses petani untuk mendapatkan faktor-faktor produksi, memberikan penyuluhan pertanian yang rutin kepada petani, khususnya untuk usahatani jagung sehingga petani mengetahui bagaimana penggunaan faktor produksi yang lebih baik dan benar, serta mengadakan intensifikasi, misalnya dengan penyediaan sarana produksi pertanian yang memadai.
E.     FORMAT PENULISAN
-          Font                                               : Calibri (Body)
-          Jumlah kata dalam Abstrak           : 174
-          Ukuran Font                                  : 11

F.     TEMA JURNAL
faktor – faktor yang mempengaruhi produksi jagung di Propinsi Bengkulu

G.    KEMUTHAKIRAN RUJUKAN
Jurnal ini dipublikasikan tahun 2014, dan temanya menyangkut dengan factor – factor yang mempengaruhi produksi jagung, sehingga dapat menjadi referensi bagi petani jagung di daerah lain, jadi jelas jika jurnal ini dikatakan rujukan yang mutakhir.

H.    FORMAT RUJUKAN

Balai Penyuluhan Pertanian Sukaraja. 2006. Rujukan ini masih mutakhir
Nazir, M.1998. Rujukan ini masih mutakhir
Cahyadinata, I dan K. Sukiyono. 2008.
Penyuluh Pertanian Kecamatan Sukaraja. 2007.
Sukiyono, K. 2009. Rujukan ini masih mutakhir
Soekartawi.1990. Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun sebelum dipublikasikannya jurnal ini.
Soemartini. 2008. Rujukan ini masih mutakhir


Rahmah Dara Ayunda (Tehnik Penulisan Ilmiah)


Analisis Jurnal Agribisnis
November 9,2012

Tugas                           :     Tehnik Penulisan Ilmiah
Dosen                           :     Dr. Ir. Suyanti Kasimin, M.Si
Pengarang                  :    Agussabti, Indra, dan Lukman Hakim
Tahun Jurnal            :    2009
Sumber Jurnal          :    http://jurnal-Agrisep.FP.Unsyiah.ac.id
Oleh                              :    Rahmah Dara Ayunda
                                            1205102010067
                                            Mahasiswi Agribisnis, Fakultas
                                           Pertanian,
                                           Universitas Syiah Kuala

Etika Penulisan             :
·        Pengarang menulis dengan prinsip kejujuran tanpa adanya plagiat
·        Ringkas, tepat, dan jelas
·        Menyebutkan sumber ketika mengutip pernyataan orang lain

Gagasan Awal               :    
Strategi menuntaskan masalah Kemiskinan, kebutuhan hidup, dan Wilayah Tempat Tinggal Masyarakat di Aceh setelah terjadinya konflik dan tsunami.


Gagasan yang Dikembangkan :    
            Konflik dan bencana tsunami di Aceh mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin terpuruk dan miskin. Kemiskinan itu sendiri diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan standar kehidupan lain. Kini dengan dibuatnya berbagai program pemberdayaan ekonomi, angka kemiskinan di Aceh semakin lama semakin berkurang, biarpun jumlah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kemiskinan di tingkat nasional. Seharusnya angka ini bisa berkurang seluruhnya jika kita dapat membangkitkan kreatifitas didalam diri orang miskin itu agar mau bekerja keras.

Isi Artikel          :           

Abstrak
Studi penelitian dirancang untuk mendapatkan strategi dalam menurunkan poornes di Provinsi NAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik dalam negeri miskin, (2) mengidentifikasi kebutuhan dalam negeri miskin, (3) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kemiskinan, dan (4) merumuskan strategi dalam menurunkan basis kemiskinan pada wilayah di Provinsi NAD. Metode yang digunakan adalah metode survei. Perancangan untuk menentukan lokasi sampel dilakukan secara purposive sampling. Ukuran ukuran sampel sebanyak 600 orang, dengan dipilih oleh proporsional dari empat desa tipologi, yaitu desa pesisir, kota, dataran tinggi, dan pedesaan biasa (tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa characterisistic umum / publik dalam negeri miskin adalah (1) pendidikan rendah, (2) masih makan 3 kali sehari, (3) teman-teman merupakan tempat yang paling sering berkomunikasi, (4) keluarga merupakan tempat paling sering telah recourse oleh ekonomi, (5) masyarakat mobilitas tingkat cerita yang rendah, (6) kemiskinan merupakan warisan keluarga. Kebutuhan fasilitas umum merasa tidak terpenuhi dari bergantian terjadi di pedesaan wilayah pesisir, dataran tinggi, kota, dan pedesaan biasa. Kebutuhan modal awal merasa tidak terpenuhi secara bergantian terjadi di wilayah dataran tinggi pedesaan, pedesaan kota, dan pedesaan biasa. Beberapa faktor penyebab kemiskinan secara bergantian adalah: (1) kurang usaha / kurang kreatif, (2) yang berasal dari Fraksi miskin, (3) menurunkan pendidikan / terampil, (4) modal pembatasan / pertanian, (5) lainnya (cacat, sakit , dan tua). Modal dari penyebab tunggal non kemiskinan masyarakat, terampil tetapi, keinginan, kepercayaan diri, juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha sehingga mengurangi kemiskinan. Disarankan, upaya pengentasan kemiskinan ke depan perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan dasar karakteristik dan impecuniousdomestic pada topologi.
Kata kunci: poornes, kebutuhan dasar, dan tipologi wilayah


Abstract
The study of research is designed to get the strategy in decreasing poornes in Provinsi NAD. The target of the research were to : (1) identify impecunious domestic characteristic, (2) identify impecunious domestic requirement, (3) identify factors of poorness cause, and (4) formulating strategy in decreasing poorness base on region in Provinsi NAD. The method used was survey method. To determinate the sample location conducted by purposive sampling. Size measure of sample as much 600 people, with selected by proportional from four typology countryside, that is coastal area countryside, town, upland, and ordinary countryside (land). Result of research indicate that the common/ public characterisistic of impecunious domestic was (1) low education, (2) still eat 3 times one day, (3) friends represent the most place often communicate, (4) family represent the most place often had recourse by economics, (5) low society mobility story level, (6) poorness represent the family heritage. Requirement of facility public felt is not fulfilled of alternately happened in coastal area countryside, upland, town, and ordinary countryside. Requirement to capital early felt is not fulfilled is alternately happened in region of countryside upland, town countryside, and ordinary countryside. Some factor of poorness cause alternately is: (1) less effort / less be creative, (2) coming from impecunious faction, (3) lowering education / skilled, (4) capital limitation / farm, (5) other (handicapped, ill, and old). Capital of non single cause of society poorness, skilled but, desire, confidence, also represent the factor influencing efficacy is effort so that decreasing poorness. Suggested, effort of pengentasan poorness forwards require to be conducted by as according to characteristic and impecuniousdomestic requirement base on the topology.
Keywords : poornes, basic need, and region typology

PENDAHULUAN
Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan standar kehidupan lain (Herbert, 2001; Kartasasmita, 1996). Kemiskinan dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu kemiskinan obsolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan (BPS, 2007). 
Tantangan yang paling besar dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah merumuskan strategi yang tepat dalam mempercepat kebangkitan ekonomi masyarakat dan pengentasan kemiskinan berbasis tipologi wilayah di Provinsi NAD. Strategi pengentasan kemiskinan adalah deskripsi berkaitan dengan langkah-langkah yang akan diterapkan melalui keterkaitan kebutuhan, potensi dan masalah. Salah satu penyebab ke tidak berhasilan pengentasan kemiskinan di Aceh adalah karena strategi pembangunan yang kurang berbasis pada karakteristik dan kebutuhan rumah tangga miskin berbasis tipologi wialayahnya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey. Data diperoleh selain melalui interview dengan menggunakan kuisioner, juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD) disetiap daerah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga di wilayah pesisir, pegunungan, dan perkotaan dalam provinsi NAD. Untuk wilayah pesisir diwakili oleh Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Timur, wilayah pegunungan diwakili Kabupaten Aceh Tengah dan Gayo Lues, wilayah perkotaan diwakili Kota Sabang dan Kota Langsa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional sampling, yang dibagi dalam dua katagori pendekatan, yaitu: (1) interview secara individu, dan (2) Focus Group Discussion (FGD). Tiap kabupaten diambil 2 desa sampel, masing-masing desa akan diambil 50 rumah tangga miskin sebagai sampel, sehingga total diperoleh 600 rumah tangga secara sampel.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara secara terstruktur berdasarkan instrument (kuesioner) dan pelaksanaan FGD dengan tokoh masyarakat lokal. Sedangkan pengumpulan data sekunder berupa kajian terhadap laporan terkait guna memperkuat berbagai informasi yang diperoleh dari data primer.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik rumah tangga miskin dalam penelitian ini terdiri dari : umur, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, status kepemilikan tempat tinggal, luas bangunan tempat tinggal, fasilitas jamban, sumber air minum, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah fasilitas publik di desa masih kurang (baik kualitas maupun kuantitas). Umumnya ke-4 tipologi (wilayah desa pesisir, upland, flat land atau desa biasa, dan desa kota) desa membutuhkan modal kerja, terutama desa-desa yang sangat produktif seperti desa upland dan desa pesisir. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kemiskinan adalah rendahnya pendidikan dan keterampilan masyarakat, keterbatasan modal/kapital dan lahan usaha tani, dari golongan miskin (miskin warisan), kurang usaha atau kurang kreatif, lainnya (cacat, sakit, usia tua).
Masalah klasik yang sering dikaitkan dengan kemiskinan masyarakat adalah tidak ada atau kurangnya modal usaha. Namun dalam beberapa pembelajaran menunujukkan bahwa untuk membangun suatu usaha maka modal itu penting, namun keterampilan, keinginan yang kuat, keyakinan dan tanggung jawab juga tak kalah pentingnya. Strategi pengentasan kmiskinan tidak lagi hanya mengandalkan pemberian modal, tapi perlu dirancang sebuah program yang memungkinkan orang miskin dapat membangkitkan kreatifitas diri dalam bekerja melalui pilihan pertukaran keterampilan yang lebih banyak. Jadi intinya pada tahap awal program dari input—output—harus dibantu dan didampingi oleh pihak pelaksana program.


KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik wilayah desa pesisir, yaitu luas bangunan tempat tinggal kecil, tidak mampu mebeli daging/susu dalam satu minggu, tidak adanya penerangan, mata pencaharian utamanya adalah nelayan, dan paling rendah kemauan untuk keluar dari kemiskinan. Karakteristik wilayah desa kota, yaitu paling banyak rumah tangga yang menumpang tempat tinggal, luas bangunan tempat tinggal terkecil, dan mata pencahariannya jasa. Karakteristik wilayah desa upland, yaitu fasilitas jamban, kayu sebagai bahan bakar untuk memasak, tidak mampu membeli daging/susu dalam satu minggu, mata pencahariannya adalah perkebunan, dan wilayah yang paling tinggi pemikiran untuk maju. Karakteristik wilayah desa biasa, yaitu kayu sebgai bahan bakar untuk memasak, mata pencahariannya adalah pertanian/palawija, tingkat mobilitas rendah.
Faktor penyebab kemiskinan adalah kurang usaha/kurang kreatif, berasal dari golongan miskin, rendahnya pendidikan/keterampilan, keterbatasan modal/lahan, dan lainnya (cacat,sakit, dan tua). Sekarang strategi pengentasan kemiskinan tidak lagi lagi mengandalkan pemberian modal, melainkan perlunya dirancang sebuah program yang dapat membangkitkan kreatifitas diri orang miskin dalam bekerja melalui pilihan pertukaran keterampilan yang lebih banyak.

REKOMENDASI
Untuk mengatasi masalah tersebut, akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan kehidupan rakyat miskin, sehingga hasilnya akan jauh lebih maksimal. Pemerintah juga dapat memgadakan berbagai macam pelatihan bagi masyarakat khususnya masyarakat-masyarakat yang kurang mampu dalam bidang pengembangan karakter dan keterampilan mengolah sumber daya alam disekitar mereka agar masyarakat tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Terakhir, dengan memanfaatkan sumber daya alamnya yang luar biasa Indonesia akan menjadi negara yang masyarakatnya bisa hidup berkecukupan terbebas dari kemiskinan.





DAFTAR PUSTAKA

·        - Badan Pusat Statistik (BPS).2007.Analisis dan Perhitungan Tingkat Kemiskinan.Jakarta:CV.Nario Sari.
·        - Burns, R.B.1993.Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku.Jakarta:Penerbit Arcon.
·         -Doyal, L.and Ian G.1991.A Theory of Human Need.London:MacMillan Education, Ltd.
·         -Herbert, P.2001.The DAC Guidelines Poverty Reduction.
·        - Iskandar, A.2007. Model dan Strategi Pemberdayaan Keluarga Miskin di kabupaten Bogor. Jurnal Ilmiah -Pekerjaan Sosial. Bandung:Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.
·        - Jhonson, A.G.1996.Human Arrangement (Edisi Keempat).Toronto:Brown and Benchmark Publisher.
·         -Kartasasmita.1996.Bias Pemberdayaan Masyarakat.Jakarta:Bappenas.
·         -Maslow, A.H.1984.Motivasi dan Kepribadian (terjemahan).Jakarta:PT.Pustaka Binaman Pressindo.




Format Penulisan                   :     
·        Artikel diketik dengan menggunakan huruf “Times New Romans” 12 font rata kiri, tanpa pemenggalan kata.
·        Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, sesuai dengan kaidah pengguna bahasa yang berlaku
·        Identitas penulis ditulis dengan nama lengkap dan tidak mencantumkan gelar
·        Artikel dilengkapi dengan abstrak dengan jumlah katanya 255
·        Daftar pustaka disusun dengan system Harvard, menggunakan urutan a

Tema Jurnal                           : 
  Perangi Kemiskinan dengan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas.

Kemutakhiran Rujukan        :
Jurnal ini dipublikasikan tahun 2009. Judul jurnal yang diangkat oleh penulis merupakan masalah tentang kemiskinan yang melanda Aceh akibat konflik  bencana tsunami. Jadi jelas jika jurnal ini masih dapat dikatakan mutakhir.

Format Rujukan                    :   
 • (Herbert, 2001; Kartasasmita, 1996).
    Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun sebelum
    dipublikasikannya jurnal ini.
• (BPS, 2007).
   Rujukan ini masih mutakhir.
• (Doyal dan Ian, 1991)
   Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena
   Telah lebih dari 5 tahun sebelum  dipublikasikannya jurnal.
• (Burns, 1993; Jhonson, 1996).
   Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun sebelum
   dipublikasikannya jurnal.
• (Iskandar,2007).
Rujukan ini masih mutakhir.