Senin, 29 Oktober 2012

RUKUN ISLAM DALAM KOMUNIKASI



NAMA                           : NURAZIZAH MUCHTAR
NIM                               : 1205102010038
KELAS                           : SEP 1 (JUM’AT JAM 10.00 - 11.30) 
MATA KULIAH             : DASAR-DASAR KOMUNIKASI 
DOSEN PEMBIMBING      : Dr. Ir. SUYANTI KASIMIN, M.Si

RUKUN ISLAM DIKAITKAN DENGAN KOMUNIKASI

            Rukun islam dikaitkan dengan
  • Unsur-unsur komunikasi dalam Al-Qur’an
  • Jenis-jenis komunikasi
  • Hambatan dalam komunikasi dalam Al-Qur’an
  • Komunikasi intra personal

Komunikasi adalah proses penyampaian fikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing-lambang yang bermakna bagi kedua belah pihak dengan menggunakan media tertentu untuk merubah sikap seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang di harapkan.

Komunikasi dalam Al-Qur’an maksudnya adalah komunikasi dengan sang pencipta (Allah), artinya berinteraksi atas perintah Allah seperti yang terssebut dalam rukun islam yaitu:
1.      Mengucap dua kalimat syahadat
2.      Mendirikan shalat
3.      Berpuasa pada bulan ramadhan
4.      Membayar zakat
5.      Naik haji kebaitullah bagi yang mampu



Surat Al-Hijr ayat 19-21 jus ke-14
وﹶاﹾﻵﺭﹾﺽﻤﹷﺩﹶﺩﹾﻨﹷﺎﻫﹷﺎﻭﹶ ﻠﻘﹷﻴﹿﻨﹷﺎﻓﹻﻴﹿﻫﹷﺎﺭﹶﻭﹶﺍﺴﹻﹷﻰﻭﹶآﻨﹿﺒﹷﺘﹿﻨﹷﺎﻓﹻﻴﹿﻫﹷﺎﻤﹻﹿﻥ ﻜﹹﻝﺸﹷﹿﻰﹴﺀﻤﹷﻭْﺯﻭﹸﻥ ﴿۱۹﴾ ﻭﹶﺠﹷﻌﹷﺎﻨﹷﺎﻟﻜﹹﻡﻓﹻﻴﹿﻫﺎ ﻤﹷﻌﹷﺎﹺﻴﺵﹶﻭﹶﻤﹷﻥ ﻠﹷﺴﺘﹹﻡ ﻠﹷﻪﹲ ﺒﹻﺭﹶﺍﹺﺯﻗﹻﻴﹿﻥ ﴿۲۰﴾  ﻭﹶﺍﻥ ﻤﹻﻥ ﺸﹷﻰﺀﹴﺍﻻﱠ ﻋﹻﻨﹿﺩﹶﻨﹷﺎﺨﹷﺯﹶﺁﺌﹻﻨﹹﻪﺍﻻﺒﹻﻘﹷﺩﹶﺭ ﻤﹷﻌﹿﻠﹹﻭﻡ﴿۲۱﴾
Artinya :
Dan kami telah menghamparkan bumi dan kami pancangkan padanya gunung-gunung serta kami tumbuhkan di sana segala suatu menurut ukuran.
Dan kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (kami ciptakan pula) mahluk-mahluk yang bukan kamu pemberi rezekinya.
Dan tidak ada sesuatupun, melainkan pada sisi kamilah khazanahnya, kammi tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Allah telah menciptakan bumi beserta  isinya untuk di jaga dan di pelihara agar dapat di manfaatkan hasilnya dalam kehidupan manusia di permukaan bumi ini, akan tetapi jangan lupa pula akan kewajiban yang tersebut dalam rukun islam yaitu membayar zakat.

Unsur-unsur komunikasi adalah:
1.      Sumber (sourche)
2.      Pesan (massage)
3.      Saluran (channel)
4.      Penerima (received)
5.      Efek balik (efeck)

Ayat di atas yang menjelas kan tentang melimpah ruahnya hasil bumi dapat dikaitkan dengan salah satu rukun islam yaitu membayar zakat, dimana apabila seseorang telah memiliki harta yang cukup atau lebih harus di keluarkan hak zakatnya, tetapi apbila da orang yang hartanya tidak mencukupi, bukan hanya untuk membayar zakat tapi untuk kehidupan sehari-hari pun dia tidak berkecukupan, maka di wajibkan atasnya untuk menerima zakat.

Ayat di atas bersumber dari Al-Qur’an yang di firmankan oleh Allah SWT, yang berisi pesan agar semua mahluk dapat mensyukuri nikmat yang telah di berikan yang berupa tumbuhan atau kekayaan alam yang melimpah ruah agar dapat di manfaatkan untuk keperluan seluruh mahluk yang ada di permukaan bumi ini. Allah menurunkan ayat tersebut kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat, dan kemudian nabi menulisnya dalam Al-Qur’an untuk di sampaikan pada ummatnya sampai akhir zaman. Nabi menerima wahyu dari Allah dan kemudian menyampaikannya kepada ummat manusia, manusia sebagai penerima harus dapat mempelajari dan mengamalkan apa yang di perintah kan termaksuk zakat. Setelah ummat manusia menerima pesan yang tertulis dalam Al-Qur’an, maka ummat manusia harus dapat mengamalkannya supaya ada efeck balik  antar ummat dengan sang pencipta, maksudnya adalah Allah telah memberikan kelimpahan harta yang banyak agar ada efeck baliknya maka ummat harus menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Jenis komunikasi ada 2 yaitu:
1.      Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata atau berkomunikasi secara langsung. Seperti ayat di atas Nabi menyeru kepada ummatnya untuk mengeluarkan zakatnya, nabi secara langsung berdakwah di depan ummatnya pada zaman sebelum masehi, Nabi pada saat itu menggunakan perbendaharaan kata (vocabulary) yang bagus supaya ummatnya dapat mengerti dan memahami isi dakwahnya, pada saat itu nabi juga mengatur kecepatan (racing) beliau dalam berdakwah secara perlahan-lahan tidak terburu-buru, menggunakan suara yang jelas (intonasi), menggunakan waktu (timing) tertentu dalam syiarnya.



2.      Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi secara tidak langsung seperti melalui tulisan, membaca Al-Qur’an, shalat, zikir merupakan salah satu bentuk komunikasi non verbal karena secara tidak langsung kita telah berkomunikassi dengan sang pencipta, karena pada saat itu kita meminta dan berddo’a kepada-Nya.

Hambatan komunikasi dalam Al-Qur’an
Hambatan dalam proses komunikasi dalam Al-Qur’an yaitu terkadang saat sedang membaca Al-Qur’an terjadi sesuatu yang salah seperti pengucapan salah satu huruf dalam Al-Qur’an itu dapat mengakibatkan salah dalam mengartikannya, oleh karena itu saat membaca Al-Qur’an hati dan fikiran seluruhnya hanya untuk membaca Al-Qur’an supaya apa yang kita ucapkan dapat sama arti dengan yang kita maksud.


Komunikasi intra personal
            Komunikasi intra personal yaitu informasi yang terjadi dalam diri sendiri, dalam teori komunikasi intra personal ada 4 proses yaitu:

  • Sensasi
      Sensasi merupakan proses penafsiran yang melalui alat indra yang di terjemahkan oleh otak kemudian terjadilah proses sensasi, contohnya dalam membaca Al-Qur’an setelah kita tahu maka kita praktikan dalam kehidupan sseperti zakat, shalat, puasa, dll.

  • Persepsi
      Persepsi merupakan penilaian seorang tentang objek, peristiwa atau hubungan yang di peroleh dengan menyampaikan informasi dan menyampaikan pesan, contohnya saat kita mengerjakan amal oaring lain yang menilai kita apa sudah benara atau massih ada yang kurang.

  • Memori
      Memori merupakan system yang berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta dan menggunakannya untuk membimbing prilaku, contohnya saat mengerjakan shalat kita bisa mengingat apa saja yang kita ucapkan dalam shalat tanpa harus membacanya lagi.

  • Proses berfikir
      Proses berfikir mempengaruhi kita dalam menafsirkan pesan, contohnya saat kita mengucapkan sesuatu sebelum mengucapkan terlebih dahulu kita memproses katSa-kata apa saja yang akan di keluarkan.

kesombongan fir'aun di muka bumi dalam surah al-qashash ayat 4 - 6

NAMA                             : AMELYA RUMARNA
NIM                                 : 1205102010107
KELAS                            : SEP 1 (JUM’AT JAM 10.00 - 11.30) 
MATA KULIAH               : DASAR-DASAR KOMUNIKASI 
DOSEN PEMBIMBING   : Dr. Ir. SUYANTI KASIMIN, M.Si
 
 
JUS 20
Komunikasi adalah komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi juga merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
1.      Komunikasi penting karena tidak ada kelompok perilakunya
2.      Komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain
3.      Komunikasi berusaha mengadakan persamaan untuk orang lain

Fungsi komunikasi :
1.      Untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi tentang kejadian dalam suatu lingkungan.
2.      Sebagai transformasi nilai – nilai sosial dan norma – norma sosial antara generasi.
3.      Memberikan informasi kepada masyarakat.
4.      Mendidik masyarakat.
5.      Mempengaruhi masyarakat.
6.      Menghibur masyarakat.
Surat Al – Qashash Ayat 4 - 6


 AYAT 4 :
Artinya :
Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kisah Firaun yang mempunyai kekuasaan mutlak di negeri Mesir, tak satu kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaannya, apa saja yang disukai dan dikehendakinya harus terlaksana, semua rakyat tunduk dan patuh di bawah perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.
Dengan kekuasaan mutlak itu ia dapat melakukan kezaliman dan penganiayaan dengan sewenang-wenang. Pemerintahnya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia, tetapi berdasarkan kemauan dan keinginannya semata. Dipecah belahnya kaumnya kepada beberapa golongan dan ditanamkannya pada golongan-golongan itu benih pertentangan dan permusuhan agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Apa saja gerakan yang dirasakannya menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis habis. Kalau ada berita atau issu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab bagi kejatuhannya, pastilah orang atau golongan itu dimusnahkannya. Golongan yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya dimuliakan dan didekatkan, diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan agar golongan itu dapat berkembang dan menjadi kuat dan jaya.
Demikianlah Firaun telah menindas golongan Bani Israel karena dianggapnya golongan yang berbahaya, golongan yang bila dibiarkan pasti akan merubuhkan pemerintahannya. Dia memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang direndahkan dan dihinakan malah dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai apa-apa kecuali untuk bekerja paksa membangun piramid dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan berat lainnya. Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenung bahwa yang akan merubuhkan kekuasaannya ialah Bani Israel.
Semenjak itu Firaun telah bertekad bulat untuk membasmi golongan ini. Selain dengan memperlemah dan memperbudak mereka, diambilnya lagi suatu tindakan kejam, tidak berperikemanusiaan yaitu setiap anak laki-laki yang lahir di kalangan Bani Israel harus dibunuh seketika, tanpa belas kasihan tanpa memperdulikan ratap tangis ibu, karena anaknya yang dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan dan menjadi tumpuan harapannya dan buah hatinya direnggutkan dari pangkuannya.
Dengan tindakan ini Firaun menyangka bahwa Bani Israel tentu akan musnah dengan sendirinya karena tidak ada lagi bibit yang akan tumbuh dan berkembang. Adapun anak-anak perempuan dibiarkan hidup, karena anak-anak perempuan itu dapat dipergunakan tenaganya dan dapat pula dijadikan gundik untuk memuaskan hawa nafsu birahinya dan nafsu birahi kaumnya. Oleh karena itu Allah mencapnya sebagai orang yang berbuat kebinasaan di muka bumi. Kalau ada perikemanusiaan sedikit saja dalam hatinya tentu dia tidak akan berlaku sekejam itu.
Banyak cara-cara lain yang tidak bertentangan dengan perikemanusiaan dapat dilakukan oleh Firaun untuk membendung terjadinya apa yang ditakutinya itu tetapi karena hatinya sudah keras membatu dan pikirannya sudah gelap tak ada sedikit cahayapun yang meneranginya tak ada jalan yang tampak olehnya kecuali membasmi semua anak laki-laki Bani Israel. Disebarkannya mata-mata ke seluruh pojok negeri Mesir untuk menyelidiki semua perempuan. Bila ada di antara mereka yang hamil dicatatlah perempuan itu dan ditunggu datangnya masa melahirkan. Bila yang dilahirkan anak perempuan akan dibiarkan saja, tetapi kalau yang dilahirkan anak laki-laki langsung anak itu diambil untuk dibunuh.
Tetapi apakah dengan tindakan itu Firaun dapat mempertahankan kekuasaannya? Pasti tidak, Karena di balik kekuasaannya itu ada kekuasaan yang jauh lebih perkasa yaitu kekuasaan Allah SWT yang tak dapat dikalahkan oleh siapapun. Dia lah Maha Pencipta Maha Kuasa dan Maha Perkasa.
Diriwayatkan oleh As-Suddi, Firaun bermimpi melihat api datang ke negerinya dari Baitulmakdis. Api itu membakar rumah-rumah kaum Qibti dan membiarkan rumah-rumah Bani Israel. Firaun bertanya kepada orang-orang cerdik pandai dan tukang-tukang tenung. Tukang-tukang tenung menjawab bahwa takwil mimpi itu ialah akan lahir seorang anak laki-laki (dari Bani Israel) yang akan meruntuhkan kekuasaannya di Mesir. Maka takwil inilah yang mendorong Firaun melakukan tindakan kejam dan ganas itu.

AYAT 5 :
Artinya :
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi).
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israel yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuasaan duniawi dan kekuasaan agama. Maka berdirilah berkat perjuangan mereka satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah lagi dalam ayat lain Firman-Nya
AYAT 6 : 
Artinya :
dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu.
                Fir’aun selalu takut bahwa kerajaannya akan di hancurkan oleh bani israil, karena itu dia membunuh anak – anak laki – laki yang lahir dik kalangan bani israil, ayat ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang ditakutkannya itu.

Ayat diatas menyangkut dengan rukun iman, dimana berhubungan dengan Unsur- unsur komunikasi, Jenis – jenis komunikasi, Hambatan komunikasi, dan Komunikasi intrapersonal.