NAMA : DHIYAN NUBLINA
NIM : 1205102010083
KELAS :
SEP 1
Tugas
: Teknik Penulisan Ilmiah
Dosen : Dr. Ir Suyanti Kasimin, M.Si
Judul Jurnal : Maksimilasi Laba Usaha Tanaman Anggrek Pot
(Orchidaceae) di Kota Samarinda
Pengarang : Mursidah
Tahun Jurnal : 2005
Sumber Jurnal : http://agribisnisfpumjurnal.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-vol-3-no-1-mursdiah.pdf
Analisis Jurnal
Tema : Maksimilasi Laba Usaha Tanaman Anggrek Pot
(Orchidaceae)
di Kota Samarinda
A.
Etika Penulisan Jurnal
-
Jurnal ini sangat
cocok diterbitkan dan dikembangkan, karena tanaman anggrek menyangkut dalam
bidang pertanian, dan peluang bisnis dibidang penganggrekan sangat besar.
-
Menyebutkan
pengarang jurnal, tempat dan waktu terbit.
-
Setiap kutipan
menyebutkan sumber kutipan. Dalam artian tidak plagiat.
-
Bahasa yang
digunakan dalam artikel sangat baku, dan tidak berbelit-belit, dapat dipahami,
dan juga tidak keseringan menggunakan kata yang berulang-ulang.
-
Metode penelitian
dalam bentuk kuantitatif. Menganalisi data secara umum berdasarkan angka.
B.
Gagasan Awal
Anggrek, keuntungan, produksi, maksimalisasi dan
optimalisasi.
C.
Gagasan Yang Dikembangkan
Anggrek merupakan
tanaman bunga hias berupa benalu yang bunganya indah. Anggrek dikenal sebagai tanaman
hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan
variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot
maupun sebagai bunga potong. Keuntungan tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga
anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat
sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi dan minyak rambut.
Semakin banyak jenis anggrek
yang dibudidayakan, maka semakin banyak hasil produksi dan laba yang didapatkan
dari hasil penjualannya. Menurunnya luas areal panen berpengaruh pada turunnya
produksi anggrek untuk menghasilkan bunga mengalami peningkatan. Perencanaan produksi dilakukan mulai pada saat
pembibitan, penanaman (repotting), pemeliharaan dan panen. Perencanaan produksi
yang dilakukan perusahaan untuk meminimalkan risiko produksi antara lain dengan
melakukan diversifikasi produk yaitu dengan portofolio dimana dalam satu luasan
lahan ditanam anggrek dengan menggunakan bibit teknik seedling dan bibit
teknik mericlone. Hal ini dapat meningkatkan produksi karena dapat
saling menguntungkan antara tanaman yang satu dengan yang lain. Dengan
mengusahakan tanaman anggrek secara portofolio dapat meminimalisasi risiko produksi
yang terjadi, sehingga persentase keberhasilan produksi tanaman anggrek dapat
ditingkatkan.
D. Isi Artikel
Latar Belakang Masalah
Anggrek temasuk tanaman
dari keluarga Orchidaceae. Tanaman ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk
Indonesia. Dari 20.000 spesies anggrek yang tersebar di seluruh dunia, kurang
lebih 5.000 diantaranya tersebar di hutan-hutan Indonesia. Perdagangan anggrek
secara garis besar dapat dibagi menjadi produksi bunga potong, tanaman anggrek
pot hias sebagai hobi, usaha retail, rental dan tanaman anggek hias untuk
pekarangan. Selain tanaman anggrek sebagai komoditas langsung yang diperdagangkan,
prasarana dan sarana peranggrekan juga menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Peluang
bisnis di bidang peranggrekan sangat besar, dari mengadakan silangan untuk
menciptakan kultivar baru, menyebar benih di laboratorium untuk menghasilkan botolan
anak semai, menanam anak semai hingga menjadi kompot, memindahkan dan
membesarkan bibit kompot menjadi tanaman remaja, lalu menjadi tanaman dara dan
dilanjutkan dengan pembesaran tanaman untuk menghasilkan tanaman pot anggrek
hias berbunga atau poduksi bunga potong.
Pada umumnya pengusaha
anggrek belum mengetahui bahwa laba maksimum tidak harus diperoleh pada tingkat
produksi yang maksimal, tetapi pada tingkat produksi tertentu yang disebut
tingkat produksi optimal. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian
untuk mengetahui berapa jumlah produksi optimal dan laba maksimum yang dapat
diperoleh pemilik usaha tanaman anggrek pot.
Metodologi Penelitian
Penelitian dilaksanakan
selama dua bulan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai Desember 2005
dengan mengambil lokasi di Kota Samarinda.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan berupa
wawancara dengan pengusaha tanaman anggrek yang berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian. Data-data primer
tersebut berupa biaya produksi meliputi biaya sarana produksi, biaya tenaga
kerja, biaya penyusutan alat, biaya persiapan lahan, jumlah produksi, harga
jual anggrek, penerimaan, keuntungan(laba) dan lain-lain. Sedangkan data
sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dari berbagai insertansi.
Menurut Sugiono (1994),
jika jumlah populasi kurang dari 30 orang, maka pengambilan sampel dilakukan
secara sensus/sampel jenuh.
Berdasarkan acuan di atas, maka tehnik pengambilan sampel yang dilakukan
adalah sampel jenuh, dimana populasi pengusaha tanaman anggrek pot ada 4 orang.
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel, kemudian
dianalisis, dibahas dan ditarik kesimpulan.
Jumlah biaya yang
dikeluarkan dalam suatu usaha diketahui dengan menggunakan pendekatan persamaan
yang dikemukakan oleh Boediono (1989) sebagai berikut :
C = f(Q)
C = a + bQ + cQ²
Keterangan :
C = Cost (biaya);
a = Koefisien
biaya tetap;
b,c = Koefisien biaya tidak tetap;
Q = Quantity(jumlah hasil produksi).
Penyelesaikan persamaan biaya dapat menggunakan
persamaan kuadratik :
C = a + bQ + cQ²
Maka :
ΣC = na + bQ + cΣQ2
ΣCQ = aΣQ + bΣQ2 + cΣQ3
ΣCQ2 = aΣQ2 + bΣQ3 + cΣQ4
Nilai a, b, c dapat
diperoleh dengan menggunakan penyelesaian persamaan determinan (Sudjana, 1996).
besarnya penerimaan (revenue) menurut Wasis (1981) ditentukan dengan
pendekatan persamaan :
P = f(Q)
P = a + bQ
R = P . Q
Maka :
R = (a + bQ)Q
R = aQ + bQ2
Keterangan :
R = Total revenue (penerimaan);
P = Price (harga);
Q = Quantity (jumlah produksi);
a,b = Konstanta.
Maka :
ΣP = na + bΣQ
ΣPQ = aΣQ + bΣQ2
Nilai a dan b menurut
Sudjana (1996) dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a = ΣPΣQ2 - ΣQΣPQ
nΣQ2 - (ΣQ2)
b = nΣPQ - ΣQΣP
nΣQ2 - (ΣQ2)
Menurut
Gaspersz (2001), tingkat produksi optimal dapat dicapai pada saat :
MR = MC
dC/dQ = dR/dQ = 0
keterangan :
MC = Marginal cost (biaya tambahan);
MR = Marginal revenue (penerimaan tambahan);
dC/dq = Turunan pertama persamaan biaya;
dR/dQ = Turunan pertama persamaan penerimaan.
Oleh
Lincolin Arsyad (2000), besarnya keuntungan (laba) diperoleh dari :
= TR –TC
Keterangan :
= Profit (laba/keuntungan);
TR = Total revenue (penerimaan
total);
TC = Total cost (biaya total).
Laba maksimum tercapai
apabila turunan pertama laba/keuntungan sama dengan nol yaitu ’ = 0, atau pada saat tambahan penerimaan (marginal revenue) sama
dengan tambahan biaya (marginal cost).
Hasil dan Pembahasan
A.
Gambaran Umum Usaha Tanaman Anggrek
Jenis anggrek yang
dibudidayakan pada usaha tanaman anggrek pot di Kota Samarinda antara lain :
Anggrek Hitam, Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium, Vanda Mokara, Vanda Douglas,
Vanda Golden Shower, Coleogyne dan Anggrek Hibrida.Tahapan-tahapan budidaya
tanaman anggrek yang dilakukan oleh pengusaha anggrek di Kota samarinda adalah
sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
2. Penanam bibit
3. Pemeliharaa, meliputi
:
·
Penyiraman
·
Pemupukan
·
Pengendalian hama dan penyakit
·
Pemanena
B.
Biaya Produksi
Biaya produksi yang
diperhitungkan dalam penelitian ini meliputi biaya sarana produksi, biaya
tenaga kerja, biaya persiapan lahan, biaya penyusutan alat dan biaya lain-lain.
1.
Biaya Sarana Produksi
Bibit yang digunakan
oleh responden adalah Anggrek Hitam, Cattleya, Phalaenopsis, Dendrobium, Vanda
Mokara, Vanda Douglas, Vanda Golden Shower, Coleogyne dan Anggrek Hibrida.
Jumlah biaya bibit yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.136.925.000,00 dengan
ratarata Rp.34.231.250,00 per responden atau Rp.859.025,00/m2 dengan rata-rata Rp.214.756,25/m2
untuk tiap responden.
Pupuk yang digunakan
oleh responden adalah NPK mutiara, Gandasil D, Gandasil B, Hyponex Merah,
Hyponex Hijau, Hponex Biru, Amigro Merah, Amigro Hijau, Amigro Biru, Pupuk
Kandang, Atonic, Gaviota, Vitabloom Orchid sp 30:10:10, Vitabloom Orchid sp 20:20:20
dan Vitabloom sp Biru. Jumlah biaya pupuk yang dikeluarkan oleh pengusaha tanaman
anggrek pot sebesar Rp.2.457.500,00 dengan rata-rata Rp.614.375,00 per
responden atau Rp.12.270,00/ m2 dengan rata-rata Rp3.607,50/m2 untuk tiap
responden. Pestisida yang
digunakan oleh responden adalah fungisida, yaitu Dithane M-45 serta
insektisida, yaitu Furadan, Akodan, Apsa, Supracide dan Matador. Jumlah biaya pestisida yang dikeluarkan
oleh pengusaha tanaman anggrek pot sebesar Rp.2.457.500,00 dengan rata-rata Rp.614.375,00
per responden atau Rp.12.270,00/m2 dengan rata-rata Rp.3.067,50/m2 per
responden.
Media tanam yang digunakan
oleh responden adalah pakis, arang dan serutan kayu. Jumlah biaya media tanam
yang dikeluarkan pleh pengusaha tanaman anggrek pot sebesar Rp.4.030.000,00
dengan rata-rata Rp.1.007.500,00 per responden atau Rp.23.610,00/m2 dengan
rata-rata Rp.5.902,50/m2 per responden.
Jumlah biaya kawat yang
dikeluarkan sebesar Rp.98.000,00 dengan rata-rata Rp.24.500,00 per responden
atau Rp.665,00/m2 dengan rata-rata Rp.166,25/m2 per responden.
Pot yang digunakan oleh
responden adalah pot tanah liat dan pot kayu. Jumlah biaya pot yang dikeluarkan
sebesar Rp.19.325.000,00 dengan rata-rata Rp.4.831.250,00 per responden atau Rp.111.625,00/m2
dengan rata-rata Rp.27.906,25/m2 untuk tiap responden.
Jumlah biaya sarana
produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha tanaman anggrek pot adalah Rp.163.588.500,00
dengan rata-rata Rp.40.897.125,00 per responden atau Rp.1.012.976,00/m2 dengan
rata-rata Rp.253.244,00/m2.
2.
Biaya Persiapan Lahan
Biaya persiapan lahan
meliputi biayabiaya yang dikeluarkan untuk penyiangan rumput dan pembersihan
lahan, pembuatan rak serta pembuatan naungan.
Jumlah biaya persiapan
lahan yang dikeluarkan oleh pengusaha tanaman anggrek pot adalah Rp.12.605.000,00
dengan rata-rata Rp.3.151.250,00 per responden atau Rp.70.570,00/m2 dengan
rata-rata Rp.17.642,50/m2 untuk tiap responden.
3.
Biaya Tenaga Kerja
Standar upah yang
berlaku di lokasi penelitian adalah Rp.500.000,00 per bulan. Jumlah biaya
tenaga kerja yang dikeluarkan adalah sebesar Rp.30.000.000,00 dengan ratarata Rp.7.500.000,00
per responden atau Rp.204.000,00/m2 dengan rata-rata Rp.1.000,00/m2.
4.
Biaya Penyusutan Alat
Biaya penyusutan alat
yang diperhitungkan meliputi sprayer, handsprayer, pompa air dan
gunting. Biaya penyusutan alat dapat dihitung dengan cara membagi harga
pembelian alat dengan umur teknis masingmasing alat tersebut.
Jumlah biaya penyusutan
alat yang dikeluarkan oleh pengusaha tanaman anggrek pot dalah Rp.1.116.875,00
dengan rata-rata Rp.279.218,75 per responden atau Rp8,020,00/m2 dengan
rata-rata Rp.2.005,00/m2 per responden.
Dengan demikian jumlah
biaya produkjsi yang dikeluarkan oleh pengusaha tanaman anggrek pot adalah Rp.207.310.375,00
dengan rata-rata Rp.51.827.593,75 per responden atau Rp.1.295.566,00/m2 dengan rata-rata
Rp.323.891,50/m2 per responden.
C.
Produk, Nilai Produk dan Penerimaan
Produk adalah hasil
produksi yangdiperoleh dalam satu tahun berupa tanaman anggrek pot. Penerimaan
diperoleh dengan mengalikan jumlah produk dengan harga jual
per pot.
Jumlah produksi yang
diperoleh pengusaha tanaman anggrek pot per tahun adalah 5.268 pot dengan
rata-rata 1.317 pot per responden atau sebesar 32 pot/m2 per tahun dengan rata-rata
8 pot/m2 untuk tiap responden.
Harga jual rata-rata
anggrek pot adalah Rp.64.599,98 per pot. Dari hasil penjulalan produk akan
diperoleh penerimaan Rp.340.410.000,00 per tahun dengan rata-rata Rp.85.102.500,00
per responden atau Rp.2.098.542,21/m2 dengan rata-rata Rp.524.635,55/m2 untuk
tiap responden.
D.
Analisis Hasil
Berdasarkan hasil
penelitian dan hasil analisis data penelitian dari responden pengusahan tanaman
anggrek pot diperoleh persamaan biaya (TC), dimana C = a + bQ + cQ2. Maka
persamaan biaya total usaha tanaman anggrek pot adalah TC = 284.812,67
–28,867,98Q + 3.903,73 Q2. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data
penelitian dari responden pengusahan tanaman anggrek pot diperoleh persamaan
penerimaan dimana :TR =aQ + bQ2 Maka persamaan penerimaan total usaha tanaman
anggrek pot adalah :TR = 59.256,28Q + 661,76Q2.
Produksi optimal
diperoleh pada saat turunan pertama persamaan penerimaan sama
dengan turunan pertama persamaan biaya (MR = MC) Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa produksi optimal pada usaha tanaman anggrek pot per
tahun adalah 14 pot tanaman dengan keuntungan maksimal pada saat produksi
optimal sebesar Rp 313.500,85 per tahun. Melihat produksi dan keuntungan yang
diperoleh pengusaha tanaman anggrek pot masih sangat jauh dari kriteria
produksi optimal dan keuntungan maksimal yang telah dianalisis. Pada usaha
tanaman anggrek pot beberapa hal yang menyebabkan petani tidak mampu mencapai produksi
optimal dan keuntungan maksimal antara lain:
·
Keterbatasan modal
·
Penggunana Input Tidak Optimal
·
Resiko Serangan Hama dan Penyakit
·
Keterampilan Pengusaha yang Terbatas
Kesimpul dan Saran
·
Tingkat produksi fisik yang dicapai oleh 4 orang pengusaha tanaman
anggrek pot adalah sebesar 32 pot/m2 dengan rata-rata 8 pot/m2 per responden
per tahun untuk ratarata luas lahan 162,50 m2, dengan tingkat penerimaan Rp
516.402,88/m2 per tahun dan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp
303.707,55/m2 per tahun sehingga keuntungan yang diperoleh sebesar Rp
212.695,33/m2per tahun.
·
Produksi optimal pada usaha tanaman anggrek pot per tahun adalah 14
pot/m2 dengan total penerimaan Rp 959.292,88/m2 per tahun dan biaya produksi Rp645.792,03/m2
per tahun, sehingga keuntungan maksimal yang dicapai pada saat produksi optimum
adalah sebesar Rp313.500,85/m2 per tahun. 3. Usaha tanaman anggrek pot di
Samarinda belum optimal karena produksi yang dicapai hanya sebanyak 8 pot/m2.
·
Pengusaha tanaman anggrek pot perlu lebih memahami mengenai tehnik
budidaya tanaman anggrek pot secara baik dan benar agar dapat memperoleh
produksi optimal dan keuntungan maksimal.
·
Untuk meningkatkan penerimaan, pengusaha tanaman anggrek pot harus
meningkatkan produksi dengan memperhatikan penggunaan sarana produksi terutama
dalam penggunaan pupuk dan pestisida.
E.
Format Penulisan
Font : Times New Roman
Ukuran Font : 10
Jumlah kata dalam abstrak : 137 kata
F.
Tema Jurnal
Maksimilasi
Laba Usaha Tanaman Anggrek Pot (Orchidaceae) di Kota Samarinda.
G. Kemuktahiran Rujukan
Dari segi tema yang dibahas dalam
jurnal ini, masih memiliki keterkaitannya dengan perbincangan dunia bisnis di
Indonesia. Maka dari itu tema jurnal ini masih dapat dikatakan mutakhir.
H. Format Rujukan
Dari segi format rujukan,
pengambilan kutipan maupun daftar pustaka yang menjadi referensi bahan jurnal
ini dapat dikatakan mutakhir (mengikuti perkembangan jaman), dikarenakan tahun
referensi yang diambil masih kurang dari 5 tahun sejak penelitian ini dilakukan
yaitu pada tahun 2005.
contohnya kutipan
dari pendapat yang dikemukan oleh :
Yos Sutiyoso. 2003. Peluang bisnis anggrek.
Cetakan 1. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Badan Pusat Statistik Kota Samarinda. 2004.
Samarinda dalam angka 2003. Kantor
Pusat Statistik Kota
Samarinda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar