Kamis, 08 November 2012

Rahmah Dara Ayunda (Tehnik Penulisan Ilmiah)


Analisis Jurnal Agribisnis
November 9,2012

Tugas                           :     Tehnik Penulisan Ilmiah
Dosen                           :     Dr. Ir. Suyanti Kasimin, M.Si
Pengarang                  :    Agussabti, Indra, dan Lukman Hakim
Tahun Jurnal            :    2009
Sumber Jurnal          :    http://jurnal-Agrisep.FP.Unsyiah.ac.id
Oleh                              :    Rahmah Dara Ayunda
                                            1205102010067
                                            Mahasiswi Agribisnis, Fakultas
                                           Pertanian,
                                           Universitas Syiah Kuala

Etika Penulisan             :
·        Pengarang menulis dengan prinsip kejujuran tanpa adanya plagiat
·        Ringkas, tepat, dan jelas
·        Menyebutkan sumber ketika mengutip pernyataan orang lain

Gagasan Awal               :    
Strategi menuntaskan masalah Kemiskinan, kebutuhan hidup, dan Wilayah Tempat Tinggal Masyarakat di Aceh setelah terjadinya konflik dan tsunami.


Gagasan yang Dikembangkan :    
            Konflik dan bencana tsunami di Aceh mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin terpuruk dan miskin. Kemiskinan itu sendiri diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan standar kehidupan lain. Kini dengan dibuatnya berbagai program pemberdayaan ekonomi, angka kemiskinan di Aceh semakin lama semakin berkurang, biarpun jumlah tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kemiskinan di tingkat nasional. Seharusnya angka ini bisa berkurang seluruhnya jika kita dapat membangkitkan kreatifitas didalam diri orang miskin itu agar mau bekerja keras.

Isi Artikel          :           

Abstrak
Studi penelitian dirancang untuk mendapatkan strategi dalam menurunkan poornes di Provinsi NAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi karakteristik dalam negeri miskin, (2) mengidentifikasi kebutuhan dalam negeri miskin, (3) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kemiskinan, dan (4) merumuskan strategi dalam menurunkan basis kemiskinan pada wilayah di Provinsi NAD. Metode yang digunakan adalah metode survei. Perancangan untuk menentukan lokasi sampel dilakukan secara purposive sampling. Ukuran ukuran sampel sebanyak 600 orang, dengan dipilih oleh proporsional dari empat desa tipologi, yaitu desa pesisir, kota, dataran tinggi, dan pedesaan biasa (tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa characterisistic umum / publik dalam negeri miskin adalah (1) pendidikan rendah, (2) masih makan 3 kali sehari, (3) teman-teman merupakan tempat yang paling sering berkomunikasi, (4) keluarga merupakan tempat paling sering telah recourse oleh ekonomi, (5) masyarakat mobilitas tingkat cerita yang rendah, (6) kemiskinan merupakan warisan keluarga. Kebutuhan fasilitas umum merasa tidak terpenuhi dari bergantian terjadi di pedesaan wilayah pesisir, dataran tinggi, kota, dan pedesaan biasa. Kebutuhan modal awal merasa tidak terpenuhi secara bergantian terjadi di wilayah dataran tinggi pedesaan, pedesaan kota, dan pedesaan biasa. Beberapa faktor penyebab kemiskinan secara bergantian adalah: (1) kurang usaha / kurang kreatif, (2) yang berasal dari Fraksi miskin, (3) menurunkan pendidikan / terampil, (4) modal pembatasan / pertanian, (5) lainnya (cacat, sakit , dan tua). Modal dari penyebab tunggal non kemiskinan masyarakat, terampil tetapi, keinginan, kepercayaan diri, juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha sehingga mengurangi kemiskinan. Disarankan, upaya pengentasan kemiskinan ke depan perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan dasar karakteristik dan impecuniousdomestic pada topologi.
Kata kunci: poornes, kebutuhan dasar, dan tipologi wilayah


Abstract
The study of research is designed to get the strategy in decreasing poornes in Provinsi NAD. The target of the research were to : (1) identify impecunious domestic characteristic, (2) identify impecunious domestic requirement, (3) identify factors of poorness cause, and (4) formulating strategy in decreasing poorness base on region in Provinsi NAD. The method used was survey method. To determinate the sample location conducted by purposive sampling. Size measure of sample as much 600 people, with selected by proportional from four typology countryside, that is coastal area countryside, town, upland, and ordinary countryside (land). Result of research indicate that the common/ public characterisistic of impecunious domestic was (1) low education, (2) still eat 3 times one day, (3) friends represent the most place often communicate, (4) family represent the most place often had recourse by economics, (5) low society mobility story level, (6) poorness represent the family heritage. Requirement of facility public felt is not fulfilled of alternately happened in coastal area countryside, upland, town, and ordinary countryside. Requirement to capital early felt is not fulfilled is alternately happened in region of countryside upland, town countryside, and ordinary countryside. Some factor of poorness cause alternately is: (1) less effort / less be creative, (2) coming from impecunious faction, (3) lowering education / skilled, (4) capital limitation / farm, (5) other (handicapped, ill, and old). Capital of non single cause of society poorness, skilled but, desire, confidence, also represent the factor influencing efficacy is effort so that decreasing poorness. Suggested, effort of pengentasan poorness forwards require to be conducted by as according to characteristic and impecuniousdomestic requirement base on the topology.
Keywords : poornes, basic need, and region typology

PENDAHULUAN
Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan orang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan standar kehidupan lain (Herbert, 2001; Kartasasmita, 1996). Kemiskinan dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu kemiskinan obsolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan (BPS, 2007). 
Tantangan yang paling besar dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah merumuskan strategi yang tepat dalam mempercepat kebangkitan ekonomi masyarakat dan pengentasan kemiskinan berbasis tipologi wilayah di Provinsi NAD. Strategi pengentasan kemiskinan adalah deskripsi berkaitan dengan langkah-langkah yang akan diterapkan melalui keterkaitan kebutuhan, potensi dan masalah. Salah satu penyebab ke tidak berhasilan pengentasan kemiskinan di Aceh adalah karena strategi pembangunan yang kurang berbasis pada karakteristik dan kebutuhan rumah tangga miskin berbasis tipologi wialayahnya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey. Data diperoleh selain melalui interview dengan menggunakan kuisioner, juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD) disetiap daerah penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga di wilayah pesisir, pegunungan, dan perkotaan dalam provinsi NAD. Untuk wilayah pesisir diwakili oleh Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Timur, wilayah pegunungan diwakili Kabupaten Aceh Tengah dan Gayo Lues, wilayah perkotaan diwakili Kota Sabang dan Kota Langsa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional sampling, yang dibagi dalam dua katagori pendekatan, yaitu: (1) interview secara individu, dan (2) Focus Group Discussion (FGD). Tiap kabupaten diambil 2 desa sampel, masing-masing desa akan diambil 50 rumah tangga miskin sebagai sampel, sehingga total diperoleh 600 rumah tangga secara sampel.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara secara terstruktur berdasarkan instrument (kuesioner) dan pelaksanaan FGD dengan tokoh masyarakat lokal. Sedangkan pengumpulan data sekunder berupa kajian terhadap laporan terkait guna memperkuat berbagai informasi yang diperoleh dari data primer.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik rumah tangga miskin dalam penelitian ini terdiri dari : umur, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, status kepemilikan tempat tinggal, luas bangunan tempat tinggal, fasilitas jamban, sumber air minum, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah fasilitas publik di desa masih kurang (baik kualitas maupun kuantitas). Umumnya ke-4 tipologi (wilayah desa pesisir, upland, flat land atau desa biasa, dan desa kota) desa membutuhkan modal kerja, terutama desa-desa yang sangat produktif seperti desa upland dan desa pesisir. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kemiskinan adalah rendahnya pendidikan dan keterampilan masyarakat, keterbatasan modal/kapital dan lahan usaha tani, dari golongan miskin (miskin warisan), kurang usaha atau kurang kreatif, lainnya (cacat, sakit, usia tua).
Masalah klasik yang sering dikaitkan dengan kemiskinan masyarakat adalah tidak ada atau kurangnya modal usaha. Namun dalam beberapa pembelajaran menunujukkan bahwa untuk membangun suatu usaha maka modal itu penting, namun keterampilan, keinginan yang kuat, keyakinan dan tanggung jawab juga tak kalah pentingnya. Strategi pengentasan kmiskinan tidak lagi hanya mengandalkan pemberian modal, tapi perlu dirancang sebuah program yang memungkinkan orang miskin dapat membangkitkan kreatifitas diri dalam bekerja melalui pilihan pertukaran keterampilan yang lebih banyak. Jadi intinya pada tahap awal program dari input—output—harus dibantu dan didampingi oleh pihak pelaksana program.


KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik wilayah desa pesisir, yaitu luas bangunan tempat tinggal kecil, tidak mampu mebeli daging/susu dalam satu minggu, tidak adanya penerangan, mata pencaharian utamanya adalah nelayan, dan paling rendah kemauan untuk keluar dari kemiskinan. Karakteristik wilayah desa kota, yaitu paling banyak rumah tangga yang menumpang tempat tinggal, luas bangunan tempat tinggal terkecil, dan mata pencahariannya jasa. Karakteristik wilayah desa upland, yaitu fasilitas jamban, kayu sebagai bahan bakar untuk memasak, tidak mampu membeli daging/susu dalam satu minggu, mata pencahariannya adalah perkebunan, dan wilayah yang paling tinggi pemikiran untuk maju. Karakteristik wilayah desa biasa, yaitu kayu sebgai bahan bakar untuk memasak, mata pencahariannya adalah pertanian/palawija, tingkat mobilitas rendah.
Faktor penyebab kemiskinan adalah kurang usaha/kurang kreatif, berasal dari golongan miskin, rendahnya pendidikan/keterampilan, keterbatasan modal/lahan, dan lainnya (cacat,sakit, dan tua). Sekarang strategi pengentasan kemiskinan tidak lagi lagi mengandalkan pemberian modal, melainkan perlunya dirancang sebuah program yang dapat membangkitkan kreatifitas diri orang miskin dalam bekerja melalui pilihan pertukaran keterampilan yang lebih banyak.

REKOMENDASI
Untuk mengatasi masalah tersebut, akan lebih baik jika pemerintah lebih memperhatikan kehidupan rakyat miskin, sehingga hasilnya akan jauh lebih maksimal. Pemerintah juga dapat memgadakan berbagai macam pelatihan bagi masyarakat khususnya masyarakat-masyarakat yang kurang mampu dalam bidang pengembangan karakter dan keterampilan mengolah sumber daya alam disekitar mereka agar masyarakat tersebut dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Terakhir, dengan memanfaatkan sumber daya alamnya yang luar biasa Indonesia akan menjadi negara yang masyarakatnya bisa hidup berkecukupan terbebas dari kemiskinan.





DAFTAR PUSTAKA

·        - Badan Pusat Statistik (BPS).2007.Analisis dan Perhitungan Tingkat Kemiskinan.Jakarta:CV.Nario Sari.
·        - Burns, R.B.1993.Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku.Jakarta:Penerbit Arcon.
·         -Doyal, L.and Ian G.1991.A Theory of Human Need.London:MacMillan Education, Ltd.
·         -Herbert, P.2001.The DAC Guidelines Poverty Reduction.
·        - Iskandar, A.2007. Model dan Strategi Pemberdayaan Keluarga Miskin di kabupaten Bogor. Jurnal Ilmiah -Pekerjaan Sosial. Bandung:Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.
·        - Jhonson, A.G.1996.Human Arrangement (Edisi Keempat).Toronto:Brown and Benchmark Publisher.
·         -Kartasasmita.1996.Bias Pemberdayaan Masyarakat.Jakarta:Bappenas.
·         -Maslow, A.H.1984.Motivasi dan Kepribadian (terjemahan).Jakarta:PT.Pustaka Binaman Pressindo.




Format Penulisan                   :     
·        Artikel diketik dengan menggunakan huruf “Times New Romans” 12 font rata kiri, tanpa pemenggalan kata.
·        Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, sesuai dengan kaidah pengguna bahasa yang berlaku
·        Identitas penulis ditulis dengan nama lengkap dan tidak mencantumkan gelar
·        Artikel dilengkapi dengan abstrak dengan jumlah katanya 255
·        Daftar pustaka disusun dengan system Harvard, menggunakan urutan a

Tema Jurnal                           : 
  Perangi Kemiskinan dengan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas.

Kemutakhiran Rujukan        :
Jurnal ini dipublikasikan tahun 2009. Judul jurnal yang diangkat oleh penulis merupakan masalah tentang kemiskinan yang melanda Aceh akibat konflik  bencana tsunami. Jadi jelas jika jurnal ini masih dapat dikatakan mutakhir.

Format Rujukan                    :   
 • (Herbert, 2001; Kartasasmita, 1996).
    Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun sebelum
    dipublikasikannya jurnal ini.
• (BPS, 2007).
   Rujukan ini masih mutakhir.
• (Doyal dan Ian, 1991)
   Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena
   Telah lebih dari 5 tahun sebelum  dipublikasikannya jurnal.
• (Burns, 1993; Jhonson, 1996).
   Rujukan ini tidak mutakhir lagi karena telah lebih dari 5 tahun sebelum
   dipublikasikannya jurnal.
• (Iskandar,2007).
Rujukan ini masih mutakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar