Senin, 22 Oktober 2012

ni'mat-ni'mat Allah SWT yang diingkari manusia. oleh: cut ega savita (1205102010006)

Juz 12 yang dikaitkan dengan Rukun Islam serta Teori Komunikasi
“Ni’mat-ni’mat Allah SWT yang diingkari Manusia”









Oleh: Cut Ega Savita
NIM: 1205102010006










UNIVERSITAS SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2012/2013





 

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.”

Setiap manusia diciptakan untuk bisa menjalani kehidupannya sesuai dengan perintah Allah, dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dalam menjalani kehidupan, manusia selalu diwajibkan untuk bersyukur atas ni’mat ni’mat yang telah Allah berikan, bisa dalam bentuk shalat (yang termasuk kedalam rukun islam yang kedua). Shalat merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi kepada Allah, bagaimana seorang hamba menyampaikan do’a dan syukur didalamnya shalat. Komunikasi ini bisa disebut sebagai komunikasi intra personal. Kita menyampaikan do’a dari hati kita dengan kekhusyukan dan kesungguhan kita dalam meminta kepada Allah SWT, karena hanya do’a adalah cara kita berkomunikasi dengan Allah, hanya menggunakan satu-satunya media yang diberikan Allah dalam menuntun kita untuk berkomunikasi kepada-Nya yaitu Al-qur’an.
Dalam kehidupan, Allah pasti akan menguji hamba-Nya dengan berbagai cobaan yang tentunya tidak melebihi batas kemampuan  hamba-Nya dengan tujuan manusia harus selalu mengingat dan terus bertawakkal kepada Allah. Tetapi ada sebagian manusia ketika sedang diuji, mereka merasa tidak adil atas cobaan yang diberikan dan mulai mengabaikan akidah-akidah serta ajaran-ajaran Allah, dan tanpa mereka sadari mereka telah merusak tauhid didalam diri mereka, dan berdampak kepada bagaimana mereka melakukan komunikasi dengan Allah.
Dalam teori komunikasi, ini termasuk ke dalam hambatan komunikasi yaitu hambatan psikologis, perbedaan nilai dan harapan antara pengirim dan penerima, yang artinya Tuhan mengharapkan agar hamba-Nya bertakwa dan beriman kepada-Nya dan manusia mengharapkan kepada Allah agar selalu diberi ni’mat. Akan tetapi ketika diberikan cobaan oleh Allah SWT,sebagai contoh ketika seseorang dihadapkan dengan permasalahn internal yang rumit dan tidak mampu lagi menyelesaikannya dia memilih untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.
 



“Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga





“kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.”


Allah akan mencabut cobaan dari seorang hamba-Nya tetapi pahala maupun ampunan semuanya tergantung dengan cara orang tersebut menghadapi cobaan. Bagi orang-orang yang sabar mereka akan diberi ampunan dan pahala, bagi yang menyimpang terhadap Allah SWT maka akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan yang diperbuat.
 





“Dan sesungguhnya jika Kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: "Apakah yang menghalanginya?" lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.”

 Pada ayat diatas jelas dikatakan bahwa aka nada pembalasan atas setiap perbuatan yang dilakukan atau bisa disebut feedback, dalam ilmu komunikasi yaitu isyarat/tanggapan baik itu positif maupun negatif.





“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.”





“Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”

 Feedback/respon sesuai dengan apa yang disampaikan. Manusia yang mengejar duniawi akan diberikan ni’mat duniawi oleh Allah SWT, sesuatu yang dilakukan untuk duniawi akan mendapat feedback/ respon duniawi pula. Tetapi manusia yang hanya mengejar duniawi saja adalah orang yang merugi, tidak ada pembekalan amal untuk diakhirat nanti.
Manusia diciptakan atas kehendak Allah dan manusia menjalani kehidupannya sesuai dengan perintah Allah. Manusia dberikan ni’ma didunia merupakan 2 arti, yaitu sebagai cobaan iman dan ni’mat atas perbuatannya yang diridhai oleh Allah SWT. Sebagai cobaan iman yaitu ketika seseorang diberikan harta yang berlimpah oleh Allah, di diuji keimanannya. Apakah ia menginfakkan sedikit hartanya kepada orang yang membutuhkan seperti yang diperintahkan Allah yang telah tertulis didalam Al-qur’an? Apakah ia tetap terus mengucap syukur kepada Allah melalui komunikasi intra personal yaitu berdo’a? jika melakukannya maka ia akan diberikan ni’mat yang berlipat ganda oleh Allah SWT yaitu jauh dari siksaan api neraka.





“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya.”

Orang-orang yang melaksanakan shalat, puasa, meyakini dan mengaku adanya Allah SWT serta menunaikan zakat dan haji merupakan orang-orang yang akan dijadikan penghuni surga. Bagi siapa yang beriman kepada Allah SWT, mampu menegakkan tiang agama dengan cara menfasilitasi diri dengan pedoman yang Allah berikan yaitu Al-qur’an sebagai media komunikasi kepada-Nya maka ialah orang-orang yang beruntung diberikan kenikmatan atas perbuatan-perbuatan mulianya.
 



 “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”


 

“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar