ZAHLUL FUADI
1205102010091
(Dalam
Al-Quran Juzz 19)
SEP-01
SHALAT
DAN ZAKAT SEBAGAI METODE KOMUNIKASI ANTARA MANUSIA DAN ALLAH SWT
Setiap orang bisa
berkomunikasi dengan Allah, asal mau dan mengikuti cara serta prosedur yang
telah ditetapkan oleh Allah sendiri. Allah adalah penguasa tertinggi di alam
jagat raya, dia Maha Agung, Maha Tinggi, Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Kita
adalah mahkluk ciptaanNya yang sangat kecil dan lemah. Sangat tidak wajar kalau
kita ingin berkomunikasi dengan Allah menggunakan cara semau kita.
Berkomunikasi dengan Allah sangatlah mudah kalau kita melakukannya dengan
sepenuh hati atas perintahNya. Komunikasi dengan Allah melalui ibadah bisa
dilakukan dengan mengerjakan shalat, puasa, zakat dan ibadah lainnya.
Seperti dijelaskan
dalam Quran Surat Al-Furqan ayat 64, dan surat Q.S Asy-Syua’ra’ : 217-219,
berikut ini tentang komunikasi dengan Allah melalui shalat:
وَالَّذِينَيَبِيتُونَلِرَبِّهِمْسُجَّدًاوَقِيَامًا
|
Artinya: “Dan
orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka
dengan bersujud dan berdiri. (Q.S Al-Furqan:64)
(۲۱۸) الَّذِييَرَاكَحِينَتَقُومُ (۲۱۷)وَتَوَكَّلْعَلَىالْعَزِيزِالرَّحِيمِ
(۲۱۹) وَتَقَلُّبَكَفِيالسَّاجِدِينَ
Artinya: “Dan
bertaqwalah kepada (Allah) yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang yang melihat
engkau ketika engkau berdiri (untuk shalat) dan melihat perubahan gerakan
badanmu diantara orang-orang yang sujud.
(Q.S Ays-Syua’ra’:
217-219)
Ayat diatas berhubungan
dengan rukun islam yang kedua yaitu mendirikan shalat. Jelas disebutkan dalam
ayat diatas “dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah
kepada tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri” Q.S Al-Furqan :64, dan “dan
bertaqwalah kepada (Allah) yang Maha Perkasa
Maha Penyayang, yang melihat engkau
ketika engkau berdiri untuk shalat dan melihat perubahan gerakan badanmu
diantara orang-orang yang sujud Q.S Asy-Syua’ra’: 217-219. Ayat ini sangat
berhubungan dengan komunikasi. Karena dengan mendirikan shalat maka mereka
berkomunikasi dengan Allah.
Unsur-unsur komunikasi
dalam ayat di atas, sumber adalah orang yang bersujud atau shalat kepada Allah.
Pesannya adalah pikiran dan perasaaan doa’ saat menyembah dan bersujud kepada
Allah. Channelnya yaitu mendirikan shalat. Penerima pesannya adalah Allah S.W.T
yang menerima doa’, ibadah shalat dari umat manusia yang melaksanakannya. Satu
unsur lagi adalah Efek baliknya semua umat manusia yang melakukan ibadah
termasuk shalat dengan penuh keikhlasan karena Allah akan mendapatkan pahala,
itu efek balik dari apa yang kita lakukan.
Shalat merupakan ibadah
yang dilaksanakan tidak hanya dengan gerak tubuh namun juga dengan pengucapan
lafazd bacaaan. Sebagai metode komunikasi antara manusia dengan Allah, shalat
tergolong dalam metode komunikasi campuran antara komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
Manusia berdoa’ dan
meminta kepada Allah melalui ibadahnya salah satunya shalat semua yang kita
lakukan butuh yang namanya proses begitu juga halnya dengan ibadah kita meminta
kepada Allah mengharapkan sesuatu yang baik terjadi pada diri kita itu ada
hambatannya, dalam komunikasi ada yang namanya hambatan proses yaitu proses
efek balik yang kita terima, proses penerimaan pahala atau hal-hal yang baik nantinya akan kita terima.
Komunikasi dengan Allah
melalui shalat bisa juga disebut komunikasi Intrapersonal karena motivasi
seseorang mau melakukan komunikasi karena ada kondisi dasar yang mendorong untuk
melakukan tindakan, dan juga disebabkan oleh rasa tanggung jawab sebagai
penafsiran pesan melalui hati dan pikiran. Shalat adalah metode komunikasi
bahasa atau pikiran yang terjadi antara diri kita dengan Allah S.W.T.
Selain dengan
mengerjakan shalat komunikasi antara manusia dengan Allah dapat dilakukan
dengan menunaikan zakat.
Sebagaimana
yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat An-Naml ayat 2 dan 3:
(۲) هُدًىوَبُشْرَىلِلْمُؤْمِنِينَ
(۳) الَّذِينَيُقِيمُونَالصَّلَاةَوَيُؤْتُونَالزَّكَاةَوَهُمبِالْآخِرَةِهُمْيُوقِنُونَ
Artinya: “Petunjuk dan
berita gembira bagi orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang
melaksanakan shalat dan zakat, dan mereka menyakini adanya akhirat (Q.S
An-Naml: 2-3)
Ayat di atas berhubungan
dengan rukun islam yang ketiga yaitu “menunaikan zakat”, membayar zakat adalah
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang yang beragama islam dan diberikan
kepada golongan yang berhak menerimannya (fakir miskin dan sebagainya) menurut
ketentuan yang sudah di tetapkan.
Dengan membayar zakat
mereka yang melaksanakannya atas karena Allah. Pada hal ini unsur-unsur
komunikasi antara mereka dengan Allah, yaitu orang yang membayar zakat sebagai
sumbernya. Pikiran, perasaan serta keinginan untuk membayar zakat sebagai
pesannya. Saluran atau channelnya dengan membayar zakat terhadap fakir miskin
dan sebagainya. Penerima pesan adalah Allah menerima amal ibadah salah satunya
membayar zakat karenaNya. Dan efek baliknya adalah mereka yang mengerjakannya
akan mendapatkan pahala dan berkah dari Allah S.W.T.
Berdasarkan pada
pelaksanaannya, zakat dilakukan dengan gerak tubuh dan lafadz (penyebutan nama
si pemberi zakat) maka dari itu zakat juga termasuk metode komunikasi campuran
(verbal dan non verbal) antara manusia dengan Allah S.W.T.
Dalam hal ibadah
membayar zakat akan terjadi yang namanya hambatan komunikasi yaitu hambatan
proses. Hambatan proses terjadi karena keiinginan untuk membayar zakat biasanya
kurang dan rasa tulus di waktu melaksanakannya tidak ada, itu akan menghambat
proses efek balik yang akan diterima seperti pahala, berkah dari Allah. Dan
proses komunikasi dengan Allah terhambat.
Komunikasi dengan Allah
melalui zakat bisa juga disebut komunikasi Intrapersonal karena motivasi atau
dorongan seseorang mau melakukan komunikasi karena ada kondisi dasar yang
mendorong untuk melakukan tindakan, dan juga disebabkan oleh rasa tanggung
jawab sebagai umat islam sebagai penafsiran pesan melalui hati dan pikiran.
Zakat adalah metode komunikasi bahasa atau pikiran yang terjadi antara diri
kita dengan Allah S.W.T.
DAFTAR
PUSTAKA
Kitab suci Al-Quran
http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar