NAMA :
MUHAMMAD IKHSAN
NIM :
1205102010051
KELAS :
SEP 1 (JUM’AT PAGI)
MATA KULIAH : DASAR-DASAR
KOMUNIKASI
DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. SUYANTI KASIMIN, M.Si
Peringatan Allah Kepada Manusia
Juz 16
1. Surat Maryam Ayat 74
وَ كَمْ أَهْلَكْنا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ هُمْ
أَحْسَنُ أَثاثاً وَ رِءْياً َ
Artinya:
Berapa
banyak umat yang Telah kami binasakan sebelum mereka[907], sedang mereka adalah
lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap di pandang mata.
[907]
Maksudnya: umat-umat yang mengingkari Allah seperti kaum 'Aad dan
Tsamud.
Dari
ayat diatas kaitannya dalam proses komunikasi adalah:
1. Pengiriman
Pesan
Dalam
surat Maryam ayat 74 Allah SWT memberi peringatan bahwa tidak terhitung lagi umat-umat yang terdahulu, generasi dan
generasi, datang dan pergi silih berganti. Banyak di antara mereka telah Kami
hancurkan.
2. Simbol/Isyarat
Dalam
ayat ini Allah SWT memberi isyarat bahwa orang-orang yang menghiasi rumah tangga dengan berbagai barang mewah,
rupanya telah terdapat sejak zaman purbakala, sampai kepada zaman kita sekarang
ini.
3. Mengartikan
Kode/Isyarat
Kita
sebagai umat Nabi Muhammad SAW dalam memahami pesan dalam ayat ini harus
benar-benar mengerti maksud dan tujuan turunnya ayat ini, maka para ulama telah
menafsirkan ayat-ayat ini agar kita tidak salah mengartikan dari ayat Allah
ini.
4. Penerima
Pesan
Kita
harus memahami isi dari ayat ini karena semua yang telah di tetapkan itu adalah
untuk kebaikan kita, apabila kita mengikuti atau melaksanakan maka selamatlah
kita tetapi jika kita mengingkari maka binasalah kita.
Penjelasan dari ayat tersebut:
وَ كَمْ أَهْلَكْنا قَبْلَهُمْ مِنْ قَرْنٍ
"Dan
berapa banyaknya sebelum mereka telah Kami binasakan daripada
ummat-ummat." (pangkal ayat 74)
Artinya bahwa tidak terhitung lagi umat-umat yang terdahulu, generasi dan
generasi, datang dan pergi silih berganti. Banyak di antara mereka telah Kami
hancurkan:
هُمْ أَحْسَنُ أَثاثاً وَ رِءْياً
"Sedang
mereka itu lebih bagus hiasan
rumahtangganya dan indah dipandang mata." (ujung ayat 74).
Menghiasi rumah tangga dengan berbagai barang mewah, rupanya sudah ada
sejak zaman purbakala, sampai kepada zaman kita sekarang ini. Keperluan manusia
di dalam hidup dibagi orang kepada tiga tingkat:
1. Primer artinya barang-barang
yang sangat perlu. Misalnya 10 orang penghuni rumah memerlukan 10 buah tempat
duduk, dan keperluan lain di dapur dan di kamar-kamar.
2. Sekunder berarti
penyempurnaan. Misalnya disediakan kursi berlebih, karena untuk menerima tamu.
Piring dan Gelas berlebih dari yang perlu, supaya lebih sempurna.
3. Tersier artinya untuk bermewah-mewah,
yang berukir-ukir untuk menarik hati. Orang telah merasa kehidupan berlebih
dari cukup agar tidak mau ketinggalan zaman.
Melihat kepada bekas-bekas runtuhan Negara-negara Purbakala, seperti di
Athena (Yunani Kuno), Parsepolis (Iran Kuno), Mesir Kuno. Mohenjo Daro di
Pakistan dan lain-lain, atau di bekas runtuhan kota Pompey yang ditimbun oleh
letusan Gunung Merapi, didapati bahwa barang-barang sekunder dan Tersier itu di
zaman purbakala telah lebih dulu ada sebagai mana zaman sekarang juga.
Didalam ayat ini diperingatkanlah kepada orang Quraisy yang membanggakan
diri, memperbandingkan mana yang lebih baik kedudukan dan pertemuan di antara
mereka dengan orang-orang yang beriman itu, bahwa kelebihan harta benda,
indah-indahnya perhiasan rumah tangga, kemewahan hidup janganlah dijadikan
ukuran. Telah banyak sekali umat zaman dahulu yang hidup mereka lebih mewah.
perhiasan rumah tangga lebih banyak dan lebih indah di pandang mata, sekarang
hanya tinggal bekas saja. Orangnya sudah punah dan musnah, harta bendanya tidak
tahu berada dimana. Barang perhiasan telah menjadi kepunyaan orang lain.
Bahkan ada kebiasaan pada beberapa negeri menguburkan seseorang yang telah
meninggal bersama-sama dengan barang perhiasannya. Lama kelamaan, walaupun sudah
beribu tahun, kuburan itu dibongkar orang dan harta peninggalan itu sudah dicuri orang, atau setelah maju pengetahuan tentang
purbakala (arkeologi) dimasukkan orang ke dalam museum untuk jadi tontonan.
Oleh sebab itu amat salah orang yang menyangka bahwa orang yang kaya dan hidupnya
mewah dan rumahnya banyak perhiasan, itulah orang yang berharga dan patut
dihormati, bukan orang yang beriman kepada Allah tetapi miskin.
2. Surat Maryam Ayat 74
قُلْ مَنْ
كانَ فِي الضَّلالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمٰنُ مَدًّا حَتَّى إِذا رَأَوْا
ما يُوعَدُونَ إِمَّا الْعَذابَ وَ إِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ هُوَ
شَرٌّ مَكاناً وَ أَضْعَفُ جُنْداً َ
Artinya:
Katakanlah: "Barang siapa yang
berada di dalam kesesatan, Maka Biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang
tempo baginya[908]; sehingga apabila mereka Telah melihat apa yang diancamkan
kepadanya, baik siksa maupun kiamat, Maka mereka akan mengetahui siapa yang
lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah penolong-penolongnya".
[908]
Maksudnya: memanjangkan umur dan membiarkan mereka hidup dalam
kesenangan.
Dari
ayat diatas kaitannya dalam proses komunikasi adalah:
1. Pengiriman
Pesan
Dalam
surat Maryam ayat 75 Allah SWT memberi peringatan kepada manusia agar sadar, baik manusia yang sesat itu sendiri ataupun
manusia beriman, bahwa biasanya orang yang merasa dirinya berkedudukan kuat
itu, yang menghiasi rumah tangganya dengan berbagai perhiasan, yang menghabiskan
harta bendanya untuk melepaskan keinginan-keinginannya yang tidak ada batas,
biasanya orang seperti itu diberi tempo oleh Allah.
2. Simbol/Isyarat
Dalam
ayat ini Allah SWT memberi isyarat bahwa orang-orang yang sesat untuk cepat
sadar, orang-orang tersebut akan di beri tempo.
3. Mengartikan
Kode/Isyarat
Kita
sebagai umat Nabi Muhammad SAW dalam memahami pesan dalam ayat ini harus benar-benar mengerti maksud dan tujuan turunnya ayat ini, maka para ulama telah menafsirkan
ayat-ayat ini agar kita tidak salah mengartikan dari ayat Allah ini.
4. Penerima
Pesan
Kita
harus memahami isi dari ayat ini karena semua yang telah di tetapkan itu adalah
untuk kebaikan kita,apabila kita mengikuti atau melaksanakan maka selamatlah
kita tetapi jika kita mengingkari maka binasalah kita.
Penjelasan dari ayat tersebut:
قُلْ مَنْ
كانَ فِي الضَّلالَةِ فَلْيَمْدُدْ لَهُ الرَّحْمٰنُ مَدًّا
"Katakanlah: Barangsiapa
yang berada dalam kesesatan, biarlah Tuhan Pengasih memperpanjang tempo baginya
sedemikian panjang. " (pangkal
ayat 75).
Artinya, bahwa ayat ini memberi ingat kepada manusia agar sadar, baik
manusia yang sesat itu sendiri ataupun manusia beriman, bahwa biasanya orang
yang merasa dirinya berkedudukan kuat itu, yang menghiasi rumah tangganya
dengan berbagai perhiasan, yang menghabiskan harta bendanya untuk melepaskan
keinginan-keinginannya yang tidak ada batas, biasanya orang
seperti itu diberi tempo oleh Allah. Diberi dia kesempatan yang panjang, sampai
dia lupa daratan. Tetapi apakah itu akan kekal? Sehingga apa artinya tempo yang panjang itu? Bukankah
panjang itu ada ujungnya dan luas itu akan bertepi? Kalau misalnya seseorang menjadi
kaya-raya, berkedudukan tinggi, bahkan kekayaannya itu didapatnya karena jabatannya yang tinggi, sehingga dia leluasa
memakai harta benda rakyat yang dia kuasai, tidakkah suatu saat nanti
rahasianya akan terbuka dan dia ditangkap, lalu dia pindahkan dari rumah yang
mewah itu ke dalam penjara yang sempit.
حَتَّى إِذا
رَأَوْا ما يُوعَدُونَ إِمَّا الْعَذابَ وَ إِمَّا السَّاعَةَ فَسَيَعْلَمُونَ
مَنْ هُوَ شَرٌّ مَكاناً وَ أَضْعَفُ جُنْداً
"Sehingga
kelak apabila telah mereka lihat apa yang telah dijanjikan itu, adakalanya
siksaan dan ada adakalanya kiamat, maka segera akan tahulah mereka siapakah dia
yang lebih jelek kedudukannya dan siapakah yang lebih lemah tentaranya." (ujung ayat 75).
Kesempatan itu diberikan kepada
manusia namun mereka tidak mau sadar juga. Akhirnya apa yang dijanjikan itu
terjadi; "Yang benar akan menang,
dan yang salah akan hancur lebur,"
adakalanya yang datang itu ialah siksaan, sebagai siksaan kekalahan yang
diderita musyrikin Makkah dalam perang Badar. Adakalanya kiamat.
Kiamat dapat diartikan dua macam:
1. Hancurnya segala rencana yang telah disusun dan gagalnya segala dibangun
sejak awal. Itu yang akan terjadi di dunia ini.
2. kiamat besar. Pada waktu itulah baru mereka ketahui, baru mereka lihat
sendiri, siapa yang lebih jelek kedudukannya, apakah orang yang dari awal telah
beriman kepada Allah, atau orang yang bermegah dengan pangkat
dengan harta dan perhiasan yang dimiliknya itu. Baru mereka lihat sendiri pula,
siapa sebenarnya yang lebih lemah tentaranya.
Karena biasanya orang-orang yang bermewah-mewah dengan harta benda dan yang
mempunyai pengawal peribadi, atau
tentara untuk mempertahankan kedaulatan mereka.
Sekarang datang pertanyaan:
"Siapakah yang lebih jelek kedudukan dan siapakah yang lebih lemah tentaranya?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar